SOLOPOS.COM - Sambal Kehidupan, salah satu produk UMKM peserta Jawara UMKM. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO – Pemerintah Kota Solo memiliki keberpihakan luar biasa terhadap pengembangan UMKM. Tak heran ada begitu banyak program dan event yang digelar untuk menjadi wadah promosi UMKM Solo.

Di tengah berbagai tantangan sektor UMKM yang menghadang, Solo telah membangun ekosistem yang ramah bagi UMKM. Salah satu indikatornya adalah kenaikan jumlah UMKM yang luar biasa pada dua tahun terakhir.

Promosi Sistem E-Katalog Terbaru LKPP Meluncur, Bisa Lacak Pengiriman dan Pembayaran

Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, dan Perindustrian Kota Solo, Wahyu Kristina, mengatakan pengembangan UMKM di Solo mengalami akselerasi selama pandemi. Jumlah UMKM di Solo naik dari 3.635 pelaku usaha pada 2021 menjadi 11.157 pelaku usaha pada 2022. ”Kondisi UMKM di Solo sejak pandemi justru bertambah luar biasa,” kata dia belum lama ini.

Melihat tren pertumbuhan UMKM tersebut, tak berlebihan rasanya jika Kota Solo memiliki mimpi besar untuk melahirkan UMKM-UMKM kelas ekspor. “Melalui Jawara UMKM, produk-produk UMKM diharapkan lebih cepat terserap pasar,” ujar dia.

Sambal Kehidupan

Jawara UMKM memang telah memberi harapan besar bagi para pesertanya. Salah satunya Teguh Rofiyatno, pelaku UMKM pemilik produk Sambal Kehidupan. Mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) tersebut mengaku sangat senang bergabung di program Jawara UMKM.

Teguh menceritakan usahanya baru dirintis bersama teman kampusnya sekitar sembilan bulan lalu. Sambal Kehidupan menawarkan produk sambal hijau yang di dalamnya sudah ada lauk sea food.

Awalnya usaha itu berjalan dengan menyasar segmen anak indekos di sekitar kampusnya. Namun, kini pesanan sambalnya sudah datang dari luar daerah seperti Jogja, Banyumas, dan Semarang. Selama menjalankan usaha itu, Teguh mengakui modal usaha menjadi tantangan utama. ”Tantangannya adalah dengan modal seadanya itu, bagaimana caranya bisa berkembang supaya produk lebih dikenal?” kata dia.

Bergabung sebagai satu dari 100 peserta Jawara UMKM, membuncahkan harapan Teguh untuk membesarkan bisnis Sambal Kehidupan. “Kami sudah berupaya untuk mendaftar ke beberapa komunitas dan alhamdulillah kami masuk sebagai salah satu dari 100 UMKM pilihan dari program Jawara UMKM,” imbuhnya.

Selain perkara modal, pengemasan menjadi tantangan berikutnya. Tantangan selanjutnya adalah soal pengemasan. Beruntung program Jawara UMKM memasukkan pengemasan sebagai salah satu topik pendampingan.

Peserta Jawara UMKM MisColl Fashion. (Istimewa)

Peserta Jawara UMKM lainnya, pemilik usaha MisColl Fashion, Sri Mismiyati, pun mengakui banyak tantangan selama delapan tahun menjalani usaha di bidang fashion tersebut. ”Banyak sekali tantangannya. Apalagi saya sebagai pengusaha difabel, yang tentunya butuh perjuangan ekstra,” jelas dia yang sukses menjadi satu-satunya UMKM difabel yang lolos pada event Inacraft 2023 di Jakarta, Maret lalu.

Dengan bergabung dalam Jawara UMKM, Teguh dan Sri sama-sama berharap bisa melebarkan sayap agar produknya tak hanya jadi jawara di lingkup nasional, namun juga melebarkan sayap ke pasar global.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya