SOLOPOS.COM - Kunjungan ke salah satu booth UMKM dalam acara Hari UMKM Nasional 2023 di Pamedan Pura Mangkunegaran Solo pada Kamis (10/8/2023). (Solopos.com/Galih Aprilia Wibowo).

Solopos.com, SOLO — Pesatnya perkembangan teknologi turut mendorong perubahan perilaku masyarakat. Perubahan tersebut misalnya terjadi  dalam pilihan masyarakat untuk berbelanja.

Akselerasi digitalisasi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) juga diperlukan untuk menjawab hal tersebut. Hal ini berguna untuk memperluas akses pasar serta meningkatkan daya saing produk.

Promosi Layanan Internet Starlink Elon Musk Kantongi Izin Beroperasi, Ini Kata Telkom

Fokus permasalahan tersebut menjadi tema utama dalam perayaan Hari UMKM Nasional 2023 di Kota Solo yang digelar mulai Kamis-Minggu (10-13/8/2023).

Sekretaris Kementerian Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM), Arif Rahman Hakim menjelaskan UMKM merupakan pemain penting dalam pengembangan kegiatan ekonomi lokal dan pemberdayaan masyarakat.

Untuk menjangkau tujuan ini, lanjut Arif, diperlukan pendekatan teknologi dan digitalisasi serta peningkatan kemampuan UMKM dalam memanfaatkan kreativitas untuk menghadapi tantangan masa depan.

Oleh sebab itu, perayaan Hari UMKM Nasional 2023 di Kota Solo ini, mengambil tema Transformasi UMKM Masa Depan. Tujuannya yakni mendorong produk lokal melalui campaign flexing lokal.

Salah satu pelaku UMKM, Fanny menjelaskan kesulitan pelaku UMKM untuk merambah ke pemasaran digital adalah minim pengetahuan. Ia menyebut kebanyakan pelaku UMKM yang berusia lebih dari 50 tahun kesulitan untuk akses Internet atau gagap teknologi.

“Karena tidak semua orang bisa mengoperasiman handphone di zaman now. Terutama yang usianya di atas 50 tahun, sebagian besar pasti akan kesulitan buat belajar. Apalagi di tengah sibuknya untuk produksi,” kata Fanny pada Kamis.

Pelaku UMKM juga tidak jarang menggunakan jasa pengelola konten media sosial. Seperti yang dilakukan olehPemilik Pawonanda, Galuh Candra Wilasita.

Ia memilih mengeluarkan budget khusus untuk mempercantik konten media sosial. Selain itu ia juga menggunakan jasa endorse produk yang ditawarkan influencer.

Biasanya ia mengeluarkan budget Rp100.000 hingga Rp200.000 sekali endorse. Selain itu untuk pengelolaan konten media sosial dan e-commerce harus mengeluarkan biaya hingga Rp1,5 juta per bulan.

Pemilik Mamnich, Adi Budiarto, menjelaskan media sosial sangat penting sekali dalam branding produk tas etnik miliknya. Ia mempunyai tim dalam mengelola sosial media untuk promosi produk.

Walaupun membayar jasa yang cukup mahal dalam sebulan, menurutnya lambat laun hal tersebut bakal berdampak.

Perubahan pola penjualan dari pelaku usaha disebabkan karena perilaku konsumen yang berubah.

Pengamat Ekonomi Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Nurul Istiqomah menguraikan masyarakat memang lebih suka untuk melakukan pembelian melalui online atau e-commerce.

Sebab faktor kemudahan dan ulasan yang diberikan oleh pembeli lain itu membangun kepercayaan dari para calon pembeli.

Berdasarkan hasil survei MSME Empowerment Report 2022 sebanyak 87% pelaku UMKM sebenarnya sudah sadar digital.

Kemudian sebanyak 78,1% UMKM telah menggunakan berbagai saluran digital, termasuk media sosial, untuk meningkatkan keberadaan bisnis mereka secara online.

Menurut survei, 91,3% UMKM yang menggunakan media sosial menggunakan platform tersebut sebagai media pemasaran.

Kemudian sebanyak 81,9% digunakan sebagai saluran penjualan, dan sebanyak 72,5% UMKM sebagai media interaksi konsumen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya