SOLOPOS.COM - Branch Manager BRI Kantor Cabang Solo Slamet Riyadi, Agung Ari Wibowo, Senin (18/3/2024). (Solopos.com/Ika Yuniati).

Solopos.com, SOLO — Transformasi digital menjadi salah satu keniscayaan pada era perkembangan teknologi saat ini. Tak terkecuali pelayanan di bidang perbankan.

Mengusung semangat mengembangkan perekonomian Tanah Air dengan tagline memberi makna Indonesia, BRI Kantor Cabang Solo Slamet Riyadi (Sosri) menekankan pentingnya hal tersebut.

Promosi Sistem E-Katalog Terbaru LKPP Meluncur, Bisa Lacak Pengiriman dan Pembayaran

Branch Manager BRI Kantor Cabang Solo Slamet Riyadi, Agung Ari Wibowo, Senin (18/3/2024), mengatakan ada beberapa strategi pengembangan yang mereka lakukan untuk mewujudkannya.

Mulai dari optimalisasi penggunaan quick response code Indonesian standard (QRIS) maupun electronic data capture (EDC). “Kerapatannya [penggunaan QRIS maupun EDC BRI] harus kami kawal betul,” kata Agung, saat ditemui wartawan di kantornya, Senin.

Pihak BRI Kanca Sosri juga melakukan kolaborasi dengan sejumlah merchant untuk memaksimalkan layanan yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan.

Perbaikan juga terus dilakukan, misalnya mengenai program apa yang perlu dievaluasi hingga kendala atau trouble yang harus segera dibenahi.

Kelebihan lain yang dimiliki BRI yakni adanya teknologi terdepan dengan EDC system android dan satelit sendiri. EDC android menghasilkan interface tampilan yang lebih menarik, modern, dan user friendly.

Meskipun tetap ada beberapa kendala yang berkaitan dengan jaringan Internet di wilayah masing-masing.

Sementara itu, pertumbuhan EDC BRI maupun QRIS di Solo cukup bagus. Jumlahnya saat ini mencapai 500-an merchant.

Salah satu nasabah militan mereka yakni klinik skin care yang cukup terkenal di Solo.

Transaksi penjualan klinik kecantikan tersebut  menggunakan layanan EDC BRI baik untuk wilayah Solo maupun 30-an cabang mereka di luar Soloraya.

So far, sejauh ini EDC BRI banyak bersaing, kami juga pakai Android dengan tampilan layar yang gede dan touch ,” kata Agung.

Batik dan Kuliner

Agung menjelaskan, sejauh ini pertumbuhan QRIS dan EDC BRI di Solo didominasi sektor perdagangan dan jasa. Khususnya perdagangan batik dan kuliner.

Hal ini selaras dengan pertumbuhan wisata kuliner di Solo dan banyaknya perajin batik. Berdasarkan data BPS yang dia kutip, perdagangan batik di Solo cukup substantial dengan total ada 127 perajin.

Agar pengembangannya maksimal, BRI Kanca Sosri juga melakukan sejumlah strategi pemetaan wilayah potensial.

Misalnya hotspot Supomo, Honggowongso, Slamet Riyadi, Gatot Subroto, dan lainnya. Mereka juga sudah menjalin kerja sama dengan sejumlah mal di Solo terkait penggunaan QRIS maupun EDC BRI.

Selain itu, BRI Kanca Sosri juga konsen pada pendampingan ekosistem. Salah satu sasarannya yakni komunitas pedagang car free day (CFD) Solo yang saat ini sudah ada 2.100 pedagang terbagi dalam 10 zona.

Sosialisasi soal transaksi digital penting di area CFD demi mengantisipasi kejahatan yang kini marak terjadi, seperti uang palsu dan banyaknya copet.

“Secara luas, agar Masyarakat lebih aware [soal pentingnya transaksi digital]. Saat ini sudah jalan sekitar 40% [pedagang],” terang Agung.

Upaya RO Yogyakarta

Upaya serupa juga getol dilakukan oleh BRI Regional Office Yogyakarta.

Regional CEO BRI Yogyakarta, John Sarjono, Rabu (20/3/2024), melalui wawancara tertulis dengan wartawan menjelaskan jumlah merchant yang menggunakan EDC BRI maupun QRIS di wilayahnya terus meningkat setiap tahun.

Pada 2022 silam sebanyak 9.282 merchant telah menggunakan EDC BRI dan 209.285 merchant telah menggunakan alat transaksi QRIS BRI.

Selanjutnya, pada 2023 sebanyak 10.296 merchant telah menggunakan EDC BRI dan 245.053 merchant telah menggunakan alat QRIS.

“ Sementara pada Februari sendiri, jumlah UMKM pengguna EDC BRI telah mencapai 11.309 UMKM dan pengguna QRIS sebanyak 264.456 UMKM,” terangnya.



Terdapat berbagai macam kategori UMKM yang telah bekerja sama dengan BRI dalam penggunaan alat transaksi EDC dan QRIS BRI.

Mereka di meliputi kategori groceries sebanyak 55,22%, food and beverage 14,30%, fashion 3,28%, health 1,51%, hobbies and entertainment 1,56%, serta segmen lain sebanyak 23,35%.

BRI RO Yogyakarta memiliki nilai transaksi UMKM yang cukup tinggi dan menunjukkan signifikansi peningkatan setiap tahunnya.

Volume transaki EDC pada 2022 misalnya, mencapai Rp2,9 triliun dan mengalami peningkatan menjadi Rp3,7 triliun pada 2023. Sementara itu, transaksi QRIS pada 2022 sebesar Rp 315 juta dan ditutup dengan peningkatan hingga Rp1,7 triliun pada 2023.

Digitalisasi lainnya yang juga tumbuh yakni penggunaan BRImo. Di lingkup BRI RO Yogyakarta, jumlah user BRImo pada 2023 mencapai 2,006 juta.

Sementara, mulai Februari 2024, jumlah user BRImo mencapai 2,261 atau mengalami peningkatan sebesar 12,7%.

John menambahkan, dalam memberikan pelayanan terbaik, PT BRI terus fokus pada customer experience.

Salah satunya dalam memenuhi kebutuhan global nasabah, dengan bentuk layanannya layanan pembayaran di luar negeri atau QRIS cross-border.

Pada tahap awal, layanan QRIS cross-border dari Super App BRImo dapat digunakan untuk bertransaksi di negara Singapura.

Nasabah cukup menggunakan BRImo dengan fitur QRIS untuk melakukan pembayaran di merchant yang tersedia yakni Singapore Quick Response Code atau SGQR .

“Nantinya, nominal transaksi yang dilakukan langsung dikonversi menggunakan nilai tukar BRI yang kompetitif,” tambah John.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya