Bisnis
Jumat, 20 Januari 2023 - 18:15 WIB

Tekan Laju Inflasi Pangan, TPID Solo Dorong Warga Terapkan Urban Farming

R Bony Eko Wicaksono  /  Ika Yuniati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi hasil urban farming. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO — Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Solo mendorong agar masyarakat melakukan kegiatan urban farming dengan menanam cabai dan mengalokasikan anggaran subsidi transportasi untuk komoditas pangan guna pengendalian inflasi pangan.

Laju inflasi di Kota Solo sepanjang 2022 maupun year on year atau YoY atau tahun ke tahun sebesar 7,03 persen yang terbesar disumbang sektor pangan.

Advertisement

Komoditas bahan pangan yang mengalami kenaikan harga sehingga turut andil menyumbang inflasi di antaranya beras, telur ayam, tomat, dan cabai rawit.

Tingginya laju inflasi pangan dipengaruhi banyaknya event dan kegiatan yang melibatkan massa dalam jumlah besar di Kota Solo selama kuartal IV/2022. Kondisi itu mengerek harga kebutuhan pokok di sejumlah pasar tradisonal.

Advertisement

Tingginya laju inflasi pangan dipengaruhi banyaknya event dan kegiatan yang melibatkan massa dalam jumlah besar di Kota Solo selama kuartal IV/2022. Kondisi itu mengerek harga kebutuhan pokok di sejumlah pasar tradisonal.

Guna menekan laju inflasi tersebut, TPID Kota Solo menggeber sejumlah program inovasi pada tahun lalu. Salah satunya gerakan urban farming yang dilakukan masyarakat dengan mengoptimalkan halaman pekarangan atau sisa tanah di sekitar rumah.

“Solo bukan tidak punya sumber daya alam (SDA) dan bukan produsen produk-produk pertanian karena tidak ada lahan pertanian. Yang perlu digarisbawahi adalah mendorong kemandirian pangan dengan melaksanakan gerakan urban farming di sekitar rumahnya masing-masing. Bisa menanam cabai, sayuran dan lain-lain untuk menekan inflasi pangan,” kata Kepala Bagian (Kabag) Perekonomian dan Sumber Daya Alam Setda Solo, Arif Handoko, saat diwawancarai Solopos.com, Jumat (20/1/2023).

Advertisement

Pada tahun lalu, anggaran penyelenggaraan pasar murah di lima kecamatan mencapai Rp1,6 miliar. Anggaran tersebut berasal dari dana alokasi umum (DAU) dan dana bagi hasil (DBH). Pasar murah sembako digelar guna menekan laju inflasi, utamanya pangan.

Arif menyampaikan pengendalian inflasi pangan membutuhkan anggaran subsidi transportasi unutuk komoditas  pangan.

“Jadi perlu koordinasi juga dengan TPID se-Soloraya untuk menekan inflasi pangan. Mudah-mudahan, laju inflasi di Solo turun secara perlahan-lahan pada awal kuartal I/2023,” papar dia.

Advertisement

Sebelumnya, penguatan sinergi antara TPID di Soloraya dengan Bank Indonesia Solo dengan meluncurkan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) pada 2022.

Penguatan GNPIP dilakukan dalam bentuk penguatan digital farming dan modern farming guna mendukung agroindustry yang berkelanjutan.

Kemudian, program ketahanan pangan juga digeber menjelang akhir 2022. BI Solo membagikan puluhan ribu bibit cabai untuk masyarakat Soloraya.

Advertisement

Misalnya, anggota Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), kelompok wanita tani (KWT) dan aparatur sipil negara (ASN) di Soloraya.

Masyarakat didorong menanam cabai di halaman rumah dan bisa memanen sewaktu-waktu.

“Selama ini, cabai berandil terhadap laju inflasi di Kota Solo. Pembagian bibit tanaman cabai untuk menekan inflasi. Bibit tanaman cabai bisa ditanam di pekarangan rumah. Ini bagian dari membiasakan masyarakat menanam cabai untuk kebutuhan sendiri sehingga bisa mengurangi permintaan di pasaran,” kata Kepala Kantor Perwakilan BI Solo, Nugroho Joko Prastowo, saat berbincang dengan wartawan, belum lama ini.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif