SOLOPOS.COM - Pedagang menunjukkan telur di Jakarta, Minggu (31/7/2022). (Bisnis/ Fanny Kusumawardhani).

Solopos.com, SOLO – Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Kantor Wilayah (Kanwil) VII mendorong pemerintah pusat segera merealisasikan subsidi jagung guna mengendalikan harga pakan ternak. Hal ini bagian dari solusi alternatif untuk mengatasi problem tingginya harga telur ayam ras di pasaran.

Kepala Bidang (Kabid) Kajian dan Advokasi Kanwil VII KPPU, Maryunani Sinta, mengatakan kenaikan harga telur ayam ras disebabkan oleh kenaikan harga pakan ternak seperti jagung. Karena itu, pemerintah harus mengambil langkah strategis guna menekan kenaikan harga jagung.

Promosi Telkom dan Scala Jepang Dorong Inovasi Pertanian demi Keberlanjutan Pangan

“Bisa dengan opsi subsidi jagung agar harga pakan ternak tidak terlalu tinggi. Di hulu, harga pakan ternak mengalami kenaikan cukup signifikan. Otomatis harga telur ayam di tingkat pengecer juga naik,” kata dia, kepada Solopos.com, Sabtu (27/5/2023).

Menurut Sinta, kenaikan harga pakan ternak membuat cost operasional produksi peternakan ayam petelur membengkak. Selain itu, permintaan telur ayam cukup tinggi seusai Lebaran. Banyak masyarakat yang menggelar hajatan pernikahan di setiap daerah. Mereka membeli telur ayam dalam jumlah besar.

Belum lagi, acara halalbihalal yang digelar komunitas masyarakat, organisasi atau perusahaan yang juga membutuhkan telur ayam sebagai bahan baku membuat menu makanan. “Dari sisi produksi juga ada problem tersendiri. Sebagian besar ayam petelur berusia tua dan menjelang afkir atau masa tidak berproduktif. Mungkin satu-dua bulan lagi ada regenerasi ayam petelur,” papar dia.

KPPU terus memantau pergerakan harga telur ayam ras yang merangkak naik sejak awal Mei. Pemantauan pola pergerakan harga telur ayam juga dilakukan selama tiga tahun terakhir.

“Polanya kenaikan harga telur ayam kerap terjadi pada Maret, Juni, dan September. Sementara, harga telur ayam ras cenderung turun pada Februari, Agustus, dan Oktober. Ini berdasarkan hasil kajian KPPU dengan menganalisa harga telur ayam selama beberapa tahun terakhir.”

Pemantauan harga telur ayam dilakukan dengan mendatangi langsung sentra peternakan ayam petelur. Hasil pengecekan di lapangan disinkronkan dengan data pusat informasi harga pangan strategis (PIHPS) nasional.

Sementara itu, pengamat ekonomi asal Universitas Sebelas Maret (UNS), Bhimo Rezky Samudro, mengatakan peternak ayam petelur bisa menggunakan pakan alternatif. Misalnya, komposisi pembuatan pakan ternak tidak sepenuhnya menggunakan jagung dan sebagainya.

Selain itu, pemerintah harus memberikan bantuan subsidi kepada peternak ayam petelur. Bantuan subsidi meliputi infrastuktur dan pembiayaan akses permodalan sehingga para peternak ayam petelur bisa bertahan.

“Subsidi terhadap peternah ayam petelur tetap harus diberikan oleh pemerintah sehingga bermuculan peternak ayam petelur baru di daerah. Ini butuh policy dari pemerintah,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya