Bisnis
Sabtu, 27 Juni 2020 - 14:45 WIB

Tanggap Darurat Diperpanjang, Puluhan Hotel di Jogja Batal Buka

Harian Jogja  /  Lugas Subarkah  /  Tika Sekar Arum  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi hotel. (Freepik.com)

Solopos.com, JOGJA -- Perpanjangan masa tanggap darurat di DIY dikeluhkan sejumlah pihak, salah satunya pengelola hotel dan restoran di Jogja. Perpanjangan ini dinilai membuat image Jogja terkesan belum aman untuk dikunjungi.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY, Deddy Pranowo Eryono, menuturkan sebenarnya sudah ada sekitar 40 hotel yang berniat beroperasi kembali pada Juli. "Namun dengan perpanjangan ini, hotel yang mau buka jadi menunda," ujar dia kepada Harian Jogja, Jumat (26/6/2020).

Advertisement

Berbeda dengan status Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), tanggap darurat sebatas politik anggaran sehingga hotel dan restoran masih bisa buka.

Dokter & Perawat Sembuh dari Covid-19, RS Swasta di Pedan Klaten Bagikan 1.500 Masker

Advertisement

Dokter & Perawat Sembuh dari Covid-19, RS Swasta di Pedan Klaten Bagikan 1.500 Masker

Namun, bukan soal buka atau tutupnya hotel yang ia persoalan, tapi image yang terbentuk pada orang luar Jogja. Dengan perpanjangan ini mereka menganggap Jogja belum aman.

Image ini secara tidak langsung memengaruhi jumlah kunjungan masyarakat ke Jogja. Ia menceritakan okupansi hotel di Jogja saat ini masih rendah. Pada akhir pekan saja, okupansi hotel berbintang di Jogja sekitar 10%, sementara hotel nonbintang hanya di kisaran 5%.

Advertisement

Sayonara Prameks, Welcome KRL Solo-Jogja

Kampanye Protokol Kesehatan di Objek Wisata Jogja

Sementara, PLN pun tidak memberi keringanan. Pengelola hotel di Jogja juga harus tetap memerhatikan nasib karyawan, sebisa mungkin jangan sampai ada pemutusan hubungan kerja (PHK). Untuk itu, menurutnya, intervensi pemerintah sangat diperlukan.

Di samping itu, upaya promosi juga diperlukan. Belum sampai mengajak berkunjung ke Jogja, tapi sebatas mengampanyekan bahwa destinasi wisata di Jogja sudah siap dengan protokol kesehatan. Dengan kampanye ini, masyarakat luar perlahan akan tertarik mencoba berwisata.

Advertisement

Sebagai upaya dalam kampanye ini, PHRI DIY akan menggelar kegiatan Jalan Sore pada Selasa (30/6/2020) mendatang. Rutenya dari Tugu Jogja hingga Titik Nol. "Kami akan edukasi masyarakat di sana. Membangun image masyarakat siap Wajar Anyar," ujar dia.

Waduh! Kasus Positif Covid-19 Jateng Salip Jabar

Sebelumnya, Pemerintah Daerah (Pemda) DIY memperpanjang status masa tanggap darurat hingga 31 Juli 2020. Salah satu pertimbangan perpanjangan ini adalah melihat perilaku masyarakat dalam mematuhi protokol kesehatan yang masih perlu ditingkatkan.

Advertisement

Kepala Badan Penanggulangan bencana (BPBD) DIY, Biwara Yuswantana, menjelaskan dalam rapat yang melibatkan pemerintah kabupaten/kota serta Bidang Pengamanan dan penegakan Hukum, menyepakati perlu peningkatan pemahaman, edukasi, sosialisasi, dan patroli agar masyarakat menaati protokol kesehatan.

“Menurut pengamatan Bidang Pengamanan dan Penegakan Hukum dalam beraktivitas di tempat publik, masih banyak masyarakat yang tidak memakai masker dan tidak menjaga jarak. Padahal ketika kita akan membuka aktivitas ekonomi atau new normal, harus diimbangi dengan disiplin protokol kesehatan itu,” ujarnya, Kamis (25/6/2020).

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif