SOLOPOS.COM - Pesona sunset Candi Borobudur. Kompleks Borobudur menerapkan konsep wisata halal. (Istimewa/Instagram @infoborobudur)

Solopos.com, SOLO —  Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, tetap aman dikunjungi wisatawan karena tidak terdampak abu vulkanik akibat awan panas guguran Gunung Merapi.

“Alhamdulillah kawasan Candi Borobudur hari ini [Sabtu] tidak terkena hujan abu Merapi sehingga para pengunjung tetap bisa menikmati keindahan Candi Borobudur,” kata kata General Manager Unit Borobudur Jamaludin Mawardi di Magelang, Sabtu (11/3/2023) seperti dilansir Antara.

Promosi Telkom Apresiasi Wahyu, Warrior Telkom Akses yang Viral karena Bantu Petani

Ia menyampaikan bahkan sebagian pengunjung kemarin tetap bisa naik ke monumen Candi Borobudur.

Seperti diketahui PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (TWC) melakukan kajian lapangan kunjungan wisata naik monumen Candi Borobudur dengan sampel acak untuk memastikan kualitas layanan di destinasi wisata ini hingga 15 Maret 2023.

Ia menyebutkan pengunjung akhir pekan Taman Wisata Candi Borobudur pada hari ini mencapai sekitar 3.500 orang.

Koordinator Pokja Pemanfaatan Balai Konservasi Borobudur (BKB) Yudi Suhartono menyampaikan kondisi Candi Borobudur aman dari abu vulkanik Merapi.

“Bagaimana pun kami tetap memantau kondisi Merapi, terutama untuk arah angin jika terjadi erupsi Merapi guna mengantisipasi hujan abu di kawasan Candi Borobudur,” katanya.

Ia mengatakan abu Merapi memang mengarah ke Candi Borobudur pihaknya tetap bersiaga dengan menyiapkan terpaulin untuk menutup stupa agar lebih aman dari guyuran abu Merapi.

Sementara itu Kabag Prokompim Kota Magelang Triyamto menyampaikan berdasarkan rakor penanggulangan abu vulkanik dampak erupsi Gunung Merapi akan dilakukan pembersihan abu Merapi di kawasan Alun-Alun Kota Magelang dan sekitarnya.

“Pembersihan abu Merapi dilakukan dengan penyemprotan air pada Sabtu malam,” katanya.

Personel yang terlibat, yakni dari Damkar, Satpol PP dan Linmas, Dinas Perhubungan, Dinas Lingkungan Hidup, BPBD dan PMI Kota Magelang.

Seperti diberitakan sebelumnya, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebutkan awan panas guguran yang ke luar dari Gunung Merapi pada Sabtu (11/3/2023) memiliki jarak luncur sejauh 4 kilometer ke arah barat daya yaitu di alur Kali Bebeng dan Krasak.

Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso saat konferensi pers virtual dipantau di Yogyakarta, Sabtu (11/3/2023), mengatakan berdasarkan pantauan sejak meluncur pertama pada pukul 12.12 WIB hingga 16.00 WIB, awan panas guguran tercatat ke luar dari Merapi sebanyak 24 kali.

“Setidaknya intensitasnya terbesar kedua setelah [erupsi] pada 27 Januari 2021. Saat itu rentetan awan panasnya sebanyak 52 kali ke arah Kali Boyong,” kata dia dikutip dari Antara.

Selain memaparkan jarak luncur guguran awan panas akibat erupsi Gunung Merapi, dia juga memaparkan awan panas guguran itu terekam di seismograf dengan amplitudo antara 25-70 mm dan durasi 128-458 detik.

Agus mengatakan hujan abu tipis akibat erupsi Merapi itu dilaporkan terjadi di sektor barat laut-utara dengan intensitas bervariasi yang di antaranya mencapai Kota Magelang, Jawa Tengah.

Sebaran abu juga dilaporkan menjangkau hingga wilayah Wonosobo, Jawa Tengah atau mencapai 33 km dari puncak Merapi.

“Jauhnya sebaran abu Merapi ini tidak berarti kemudian erupsinya sangat besar karena ini tergantung kekuatan angin juga tapi memang intensitasnya saat ini terhitung cukup besar,” kata dia.

Hingga saat ini, Budi mengatakan BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta pada Level III atau Siaga.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya