SOLOPOS.COM - Ilustrasi logo Tokopedia.

Solopos.com, JAKARTA — Head of Corporate Affairs Tokopedia, Ekhel Chandra Wijaya, mengatakan privasi data pengguna menjadi prioritas utama Tokopedia.

“Tokopedia sebagai perusahaan teknologi Indonesia berbasis kepercayaan terus berkomitmen menjaga keamanan sistem Teknologi Informasi (TI) dan melindungi serta menjaga privasi data pengguna,” papar Ekhel Selasa (2/5/2023).

Promosi Kinerja Positif, Telkom Raup Pendapatan Konsolidasi Rp149,2 Triliun pada 2023

Ekhel menyebut ada tiga pendekatan yang dilakukan Tokopedia untuk menjaga keamanan sistem TI dan melindungi data serta privasi pengguna, antara lain people, process, and technology.

Tokopedia memiliki Tim Keamanan Sistem TI (IT Security Office) dan Tim DPPO (Data Protection and Privacy Office) yang menurut Ekhel, secara khusus menangani keamanan sistem TI dan bekerja sama secara erat memperkuat proses terciptanya ekosistem digital yang aman dan terpercaya.

Selanjutnya, manajemen sistem perlindungan dan privasi informasi di Tokopedia sudah tersertifikasi secara internasional dari International Organization for Standardization (ISO).

Ekhel mengatakan lini kegiatan Tokopedia sudah sesuai dengan standar perdagangan secara internasional karena sudah memiliki sertifikasi ISO 27001 dalam keamanan informasi dan ISO 27701 dalam Manajemen Informasi Privasi.

Perlindungan juga tercakup dalam metode pembayaran. Dia menambahkan keamanan dan ketahanan sistem metode pembayaran Tokopedia sudah diakui sesuai dengan standar terbaik industri.

Ekhel mengaku, metode pembayaran Tokopedia sudah mendapatkan penghargaan PCI DSS Level 1, level tertinggi sertifikasi pengamanan kartu kredit.

Selain itu, Tokopedia juga berkolaborasi dengan para mitra strategis, antara lain pakar keamanan sistem TI dan pakar perlindungan data pribadi, konsultan, serta pegiat lainnya di industri teknologi.

Tujuannya, menurut Ekhel, adalah guna meningkatkan kualitas prosedur antisipasi dan mitigasi ancaman terhadap keamanan sistem TI.

Evaluasi dilakukan setiap tahunnya oleh tim internal Tokopedia dan pihak ketiga untuk mengukur dan mengulas kecakapan fitur keamanan sistem TI yang ada, agar sesuai dengan best practices dan standar industri secara global.

Tokopedia menggunakan teknologi guna meningkatkan praktik keamanan sistem TI dan perlindungan data pengguna secara berkesinambungan lewat teknologi automasi, deteksi, dan respons untuk memenuhi berbagai kebutuhan.

“Kami juga menerapkan prinsip Privacy by Design dalam proses menganalisa dan menilai kesiapan perlindungan data dan privasi pengguna setiap akan meluncurkan dan/atau melakukan pembaruan terhadap produk atau fitur yang yang melibatkan pemanfaatan data pribadi (privacy impact assessment),” papar Ekhel.

Keamanan platform berupa cloud, endpoint, dan aplikasi juga terus diperkuat Tokopedia, serta menerapkan sejumlah prinsip keamanan sistem TI sesuai standar keamanan terbaik di industri.

Ekhel menekankan ada beberapa poin keamanan data yang dapat dilakukan oleh pengguna Tokopedia.

Beberapa langkah tersebut antara lain memastikan pengguna selalu mengganti kata sandi akun Tokopedia secara berkala, tidak menggunakan kata sandi yang sama di berbagai platform digital, dan menjaga One Time Password (OTP) dengan tidak memberikan kode OTP kepada pihak manapun.

Selanjutnya, pelanggan diminta berhati-hati dalam mengakses situs tidak resmi, menanggapi pesan, dan membuka lampiran yang dikirim pihak yang mengatasnamakan Tokopedia.

Tidak lupa, Ekhel juga mengingatkan pengguna untuk membaca kebijakan mengenai perlindungan data dan privasi Tokopedia.

Salah satu pengguna Tokopedia, Tia, mengaku tetap setia berbelanja dengan e-commerce hijau tersebut karena selama ini tidak pernah mengalami kebocoran data.

“Alhamdulillah kalau kebocoran data yang sempat ramai itu tidak pernah kena, dan selama menggunakan Tokopedia aman-aman saja,” papar Tia saat dihubungi Solopos.com, Kamis (4/5/2023).

Tia juga mengatakan penambahan tarif biaya jasa aplikasi di Tokopedia tidak membuatnya berpindah ke aplikasi e-commerce lainnya.

Keamanan data masih menjadi hal rentan sekaligus tantangan baru bagi perusahaan digital untuk membangun ekosistem yang aman dari pembobolan para hacker yang tidak bertanggung jawab.

Data dari Fortinet menunjukkan sebanyak 94% organisasi mengalami kebobolan dan pencurian data sepanjang tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya