SOLOPOS.COM - Ilustrasi investasi saham. (Freepik.com).

Solopos.com, SOLO – Setiap investasi selalu ada risiko yang harus siap ditanggung. Begitu juga pada investasi saham di pasar modal. Meski begitu, saham disebut sebagai salah satu jenis investasi yang sangat liquid.

Hal itu dijelaskan Kepala Bursa Efek Indonesia (BEI) Jateng 2, M. Wira Adibrata, dalam Webinar Inklusi Keuangan dengan tema Cerdas Berinvestasi, Siapkan Kemandirian Finansial Sejak Dini, yang digelar Solopos Media Group (SMG), Selasa (31/10/2023). Penjelasan itu sekaligus menjawab pertanyaan yang muncul dalam webinar.

Promosi Layanan Internet Starlink Elon Musk Kantongi Izin Beroperasi, Ini Kata Telkom

Ada salah satu penanya yang masih bingung terkait apa yang harus dilakukan karena saham yang dimiliki, semua statusnya merah atau turun harga. Menurut Wira, dalam kondisi tersebut ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk menyelamatkan uang yang telah diinvestasikan atau setidaknya mengurangi kerugian.

Saat portofolio sedang merah, investor mungkin masih percaya bahwa saham atau perusahaan tersebut masih memiliki fundamental yang baik sehingga ada kemungkinan harga sahamnya akan kembali naik. Namun investor juga bisa melakukan strategi cut loss. Investor bisa menjual saham dalam keadaan rugi untuk mencegah kerugian yang semakin banyak karena menganggap saham yang dimilikinya memiliki potensi sedikit untuk kembali naik.

Selanjutnya hasil penjualan saham itu bisa dipindahkan untuk membeli saham lain. Dia mengatakan, disitulah keunggulan dari investasi saham, dimana bisa dikatakan sangat liquid. “Jadi ketika kita menjadi investor saham, kita sangat bisa memindahkan portofolio kita dari satu bisnis ke bisnis lainnya. Jadi saham ini bisa dibilang sangat liquid,” jelas dia.

Dia mencontohkan, ketika seseorang membeli saham perusahaan yang bergerak di sektor makanan dan ternyata perusahaan itu kurang baik, maka investor bisa keluar dengan menjual sahamnya. Kemudian investor itu bisa memindahkan uangnya dengan membeli saham perusahaan yang bergerak di sektor lain.

Selian cut loss, investor juga bisa menjalankan strategi average down. Strategi tersebut dapat dilakukan investor untuk memperkecil persentase kerugian dan memperbesar persentase keuntungan. Caranya adalah dengan membeli saham ketika harga saham turun. Dengan begitu harga pembelian saham menjadi lebih murah.

Hal lain yang dapat dilakukan adalah dengan membiarkan saja sahamnya. “Toh sahamnya tidak akan hilang kecuali perusahaan itu bangkrut. Kita juga tidak akan ada biaya yang dikeluarkan ketika membiarkan saham itu,” lanjut Wira.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya