SOLOPOS.COM - Pupuk organik ilustrasi (mitra-adenium.blogspot.com)

Solopos.com, SRAGEN —  Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Sragen, Suratno, berharap pemerintah tidak hanya memberikan subsidi untuk pupuk organik, tetapi juga menambah jenis pupuk anorganik yang mendapatkan subsidi.

“Kita berharap subsidinya juga termasuk untuk pupuk kimia ya contohnya pupuk ZA, SP36, dan NPK karena ternyata kita masih butuh. Harapan berikutnya pupuk organik yang disalurkan ke masyarakat nanti benar-benar yang berkualitas ya, sehingga benar-benar diproses secara organik,” papar Suratno saat dihubungi Solopos.com via telepon, Jumat (7/7/2023).

Promosi Telkom Apresiasi Wahyu, Warrior Telkom Akses yang Viral karena Bantu Petani

Namun, dia mengaku subsidi pupuk organik tetap perlu karena selama ini kebutuhan organik tanah hanya dipenuhi petani lewat pupuk kandang yang diproduksi sendiri dan belum terfermentasi dengan baik.

Hal ini menimbulkan banyak kendala, salah satunya adalah adanya benih gulma yang cukup banyak dari pupuk kandang tersebut.

Permasalahan lain yang lebih pelik adalah banyak pupuk organik yang beredar masih belum memiliki Standar Nasional Indonesia (SNI).

Suratno menjelaskan, petani lewat kelompok tani akan mendapatkan kartu tani yang dapat digunakan untuk mengakses pupuk organik bersubsidi di penyalur resmi Pupuk Indonesia di daerah-daerah.

Suratno juga menyambut baik rencana pendampingan dari Pupuk Indonesia untuk mitra-mitra organik di berbagai daerah. Menurut dia saat ini sudah ada dua rekanan Pupuk Indonesia di Sragen yang memproduksi pupuk organik.

Meski begitu, Suratno mengaku pertanian Sragen belum sepenuhnya bertumpu pada sistem organik. Saat ini baru pertanian di Desa Sukorejo, Kecamatan Sambirejo saja yang mayoritas mengembangkan pertanian organik.

Dia mengatakan Desa Sukorejo sudah memiliki laboratorium hasil kerja sama dengan PT Sucofindo yang digunakan untuk uji hasil pertanian organik mereka.

Dia berpendapat pengembangan pertanian organik di daerah kota-kota di Sragen sulit karena sudah banyak pabrik berkembang, sehingga air tanah rentan tercampur dengan limbah kimia pabrik.

Kabar baiknya yakni saat ini diperkirakan penggunaan pupuk kimia di Sragen berkurang sampai 25%.

Sementara itu, Kepala Desa Sukorejo, Sukrisno, mengatakan langkah pemerintah membuka keran subsidi pupuk organik merupakan langkah bagus.

“Selain itu juga harus dibimbing untuk produksi pupuk organik sendiri agar banyak yang bisa swasembada pupuk organik,” papar Sukrisno.

Dia meneruskan saat ini aplikasi pupuk organik di Sukorejo masih menggunakan pupuk kandang pengolahan alami tanpa fermentasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya