Bisnis
Senin, 29 Mei 2023 - 09:35 WIB

Tak hanya Kurangi Emisi, Kendaraan Listrik Dorong Pertumbuhan Ekonomi UMKM

Brand Content  /  Ivan Indrakesuma  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tak hanya mampu mengurangi emisi karbon, menjamurnya kendaraan listrik juga menjadi ladang bisnis baru bagi para pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM).

Solopos.com, JAKARTA – Tak hanya mampu mengurangi emisi karbon, menjamurnya kendaraan listrik juga menjadi ladang bisnis baru bagi para pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM).

Pemilik Warung Ayam Goreng Gringging Lombok di Surabaya, Steven, merasakan kesadaran ekosistem kendaraan listrik merupakan upaya menjaga lingkungan. Selain itu, merupakan ceruk bisnis masa depan. Ia menyadari penggunaan kendaraan listrik membantu mengurangi emisi karbon karena ramah lingkungan.

Advertisement

Membaca potensi peluang bisnis baru, Steven pun memasang Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di warungnya, sejak April 2023.

“Ini bisnis masa depan. Di satu sisi, saya mendukung program pemerintah soal insentif kendaraan listrik ini demi lingkungan yang lebih baik,” ujar Steven.

Advertisement

“Ini bisnis masa depan. Di satu sisi, saya mendukung program pemerintah soal insentif kendaraan listrik ini demi lingkungan yang lebih baik,” ujar Steven.

Sejak memasang SPKLU di warungnya, tercatat 87 transaksi kendaraan listrik yang mengisi daya di SPKLU-nya. Berada di lokasi strategis jalur utama Solo-Banyuwangi membuat warung dan SPKLU-nya didatangi pelanggan.

“Hasil dari SPKLU tentunya menjadi tambahan pendapatan baru bagi saya. Ini peluang bisnis yang sangat prospektif,” imbuh Steven.

Advertisement

Beralih ke kendaraan listrik menjadi pilihan strategis, mengingat sektor transportasi menjadi salah satu penyumbang utama emisi karbon di Indonesia.

“Sebagai gambaran, 1 liter bahan bakar minyak (BBM) setara dengan 1,5 kilowatt hour (kWh) listrik. Emisi karbon 1 liter BBM setara dengan 2,4 kilogram (kg) CO2e, sedangkan 1,5 kWh listrik emisinya setara 1,5 kg CO2e,” jelas Darmawan.

Apalagi, kata Darmawan, listrik yang disediakan untuk mengisi daya kendaraan juga akan semakin bersih, menyusul mulai dibangunnya pembangkit yang berbasis energi baru terbarukan (EBT).

Advertisement

“Artinya, pada kondisi saat ini pun, menggunakan kendaraan listrik sudah mampu mengurangi emisi lebih dari 35 persen. Seiring dengan pembangkit PLN yang menuju ke EBT, maka ke depan kendaraan listrik emisinya akan nol,” jelas Darmawan.

Selain ramah lingkungan, keunggulan kendaraan listrik adalah lebih hemat. Hemat baik dari sisi biaya operasional maupun pemeliharaan. Sebagai gambaran, jelas Darmawan, mobil dengan BBM dengan jarak tempuh 10 kilometer (km) menghabiskan 1 liter BBM, sedangkan mobil listrik dengan jarak sama menghabiskan 1,5 kWh.

“Maka, dengan asumsi tarif listrik sebesar Rp1.699,53 per kWh, hanya diperlukan biaya sekitar Rp2.500 untuk mobil listrik dan sekitar Rp13.000 untuk mobil BBM dalam menempuh jarak 10 km. Dengan begitu, biaya operasional menggunakan mobil listrik tidak sampai 20 persen dari biaya menggunakan mobil BBM,” urai Darmawan.

Advertisement

Biaya pemeliharaan mobil listrik juga lebih efisien dibandingkan dengan mobil BBM. Antara lain, mobil listrik tidak menggunakan oli mesin, sedangkan mobil BBM harus mengganti setiap 10.000 kilometer dengan biaya di atas 1 juta rupiah.

Darmawan juga menjelaskan bahwa penggunaan kendaraan listrik akan bermanfaat terhadap kedaulatan energi nasional. Penggunaan energi listrik sebagai sumber energi kendaraan akan mengurangi impor BBM.

“Dengan adanya transisi dari BBM ke listrik, maka akan terjadi peralihan energi berbasis impor yang kotor dan mahal, menuju energi berbasis domestik yang murah dan bersih. Sehingga kedaulatan energi nasional semakin kokoh,” tandas Darmawan.

Terkait infrastruktur pengisian daya, masyarakat tidak perlu khawatir. PLN saat ini telah menyediakan 616 unit SPKLU yang tersebar di 237 lokasi untuk pengendara kendaraan listrik di Tanah Air.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif