Bisnis
Selasa, 12 Desember 2023 - 20:52 WIB

Tahun Politik, Pengamat UNS Proyeksikan Ekonomi 2024 Tumbuh 2,5% hingga 2,7%

Galih Aprilia Wibowo  /  Ika Yuniati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi Inflasi. (Freepik)

Solopos.com, SOLO — Pengamat Ekonomi Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Bhimo Rizky Samudro menguraikan proyeksi pertumbuhan ekonomi pada 2024 secara umum sebesar 2,5% hingga 2,7%.

Dia menguraikan pada mulanya proyeksi pertumbuhan ekonomi dari AFF sebesar 3% hingga 3,5%. “Tapi kemudian terkoreksi menjadi 2,5% hingga 2%,” ujar Bhimo saat dihubungi Solopos.com, pada Senin (11/12/2023).

Advertisement

Bhimo menyebut ada beberapa faktor pendorong pertumbuhan ekonomi, misalnya kondisi negara-negara besar, terutama Tiongkok yang mengalami krisis real estate.

Menurutnya Tiongkok mengalami penurunan harga-harga properti menurun cukup drastis hingga 13% dari harga normal. Padahal, kontribusi sektor real estate kepada pertumbuhan ekonomi hampir mencapai 15%.

Advertisement

Menurutnya Tiongkok mengalami penurunan harga-harga properti menurun cukup drastis hingga 13% dari harga normal. Padahal, kontribusi sektor real estate kepada pertumbuhan ekonomi hampir mencapai 15%.

“Yang menjadi mendasar adalah ketika orang mau beli rumah, pastinya dia akan pinjam dana dari bank. Banyak kredit-kredit macet yang mungkin, terjadi harga mulai menurun sehingga enggak laku. Dan orang sudah terlanjur bayar, terlanjur cicil,” tambah dia.

Bhimo menguraikan permasalahan perbankan yang mengalami kredit macet atau gangguan keuangan ini berpengaruh pada performa pertumbuhan ekonomi.

Advertisement

Menurut dia, Indonesia harus bisa mewaspadai pola yang terjadi di Tiongkok.

Bhimo menyebut di Tiongkok menerapkan modern money theory yang setiap pengeluaran pembangunan harus diukur secara presisi. Tujuannya agar tidak terjadi kenaikan harga atau inflasi.

Namun, hal itu berakibat pada penurunan harga di sektor real estate yang berdampak ke sektor finansial atau perbankan.

Advertisement

Ada beberapa aspek yang harus diwaspadai pada sektor real estate. Misalnya pembiayaan berkelanjutan, utang-utang eksternal negara, serta perbankan dan jasa keuangan.

Selain itu, hilirisasi yaitu pengolahan pertambangan yang mulanya bersifat ekstraktif kemudian diarahkan kepada hilirisasi industri.

“Yang perlu diperhatikan, adalah sektor infrastruktur, real estate, dan hilirisasi di sektor industri yang bisa berjalan baik,” kata dia.

Advertisement

Sektor finansial dan perbankan diyakini Bhimo cukup prospektif pada 2024.

“Jadi boleh dibilang memang sektor jasa keuangan, sektor finansial itu dominan ya apalagi di era digital. Tapi di sisi lain ketika tidak terjadi keseimbangan, tidak ada sektor industri riil juga menjadi warning bagi kita,” pungkasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif