SOLOPOS.COM - Ilustrasi jual beli saham. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO — Tahun politik 2024 diprediksi tidak akan berdampak signifikan terhadap sektor pasar modal di Indonesia. Hal itu juga melihat dari histori penyelenggaraan pemilu sebelum-sebelumnya di Indonesia yang selalu berjalan relatif damai.

Kepala Kantor Bursa Efek Indonesia (BEI) Jawa Tengah (Jateng) 2, M. Wira Adibrata, mengatakan situasi yang kondusif akan mendukung pertumbuhan pasar dan ekonomi.

Promosi Telkom dan Scala Jepang Dorong Inovasi Pertanian demi Keberlanjutan Pangan

“Secara data, setiap pemilu kita yang selama ini damai, kondusif dan siapapun presidennya, pasar kita tetap tumbuh. Sebab pertumbuhan ekonomi dapat terjaga, iklim usaha bagus, dan kondusif. Tidak ada huru-hara yang masif,” kata dia, Sabtu (26/8/2023).

Berdasarkan data yang ada, perkembangan rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) pada tahun-tahun pemilu, secara umum masih menunjukkan tren yang meningkat. Jika pada 2004 sekitar Rp1,02 triliun naik dari 2003 yang senilai Rp0,52 triliun.

Pada 2009 senilai Rp4,05 triliun sedikit turun dari 2008 yang sekitar Rp4,44 triliun. Lalu pada 2014 RNTH sekitar Rp6,01 triliun, sedikit turun dari 2013 yang sekitar Rp6,24 triliun. Sedangkan pada 2019 mencapai Rp9,11 triliun yang naik dari tahun sebelumnya yang senilai Rp8,50 triliun. Kemudian pada 2023 ini RNTH sekitar Rp10,35 triliun.

Sedangkan jika dilihat dari penopang sektor pasar pada tahun pemilu, dia mengatakan masing-masing tahun, sektor yang menjadi penopang selalu berbeda. Menurutnya hal itu menunjukan tidak ada sektor khusus yg naik ketika pemilu.

“Bisa disimpulkan juga, pemilu bukan faktor penggerak utama pasar karena faktor penggeraknya beragam. Misal jika pemilu dilakukan bulan lalu, sektor batu bara yang akan terlihat berkontribusi sangat besar. Sebab harga batu bara dan minyak dunia sedang naik,” jelas dia.

Dengan begitu perusahaan yang bergerak di bidang batu bara misalnya, diproyeksikan akan mengalami keuntungan besar, sehingga para investor berburu saham saham sektor itu. Alhasil, harga-harga akan naik dan menjadi penopang naiknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Wira juga mengatakan perkembangan transaksi investor asing pada tahun-tahun pemilu selalu mencatatkan posisi net buy, dimana transaksi beli jumlahnya lebih besar dari transaksi jual.

“Hal ini cerminan dari kepercayaan para investor untuk menanamkan uangnya di Indonesia. Tentu kepercayaan ini karena kondusifnya proses pemilu yang berlangsung di negara kita,” kata dia.

IHSG mengalami kenaikan selama sepekan perdagangan pada 21 sampai dengan 25 Agustus 2023.

Selain itu, BEI mencatatkan nilai rata-rata volume transaksi pada pekan ini mengalami kenaikan sebesar 6,66 persen menjadi 17,88 miliar lembar saham dari 16,77 miliar lembar saham pada pekan lalu.

“Nilai kapitalisasi pasar pekan ini meningkat sebesar 1,02 persen menjadi Rp10.164 triliun dari Rp10.061 triliun pada penutupan pekan sebelumnya,” tulis Manajemen BEI dalam keterangan resminya, Sabtu (26/8/2023) seperti dikutip dari Bisnis.

Selain itu, rata-rata nilai transaksi harian mengalami perubahan sebesar 3,05 persen menjadi Rp10,37 triliun dari Rp10,70 triliun dari pekan sebelumnya. Investor asing pada mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp513,06 miliar dan sepanjang tahun 2023 investor asing mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp924,44 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya