SOLOPOS.COM - Ilustrasi bisnis properti. (Istimewa/Freepik)

Solopos.com, SOLO — Momen tahun politik pada 2024 diperkirakan berdampak pada pertumbuhan industri properti secara nasional maupun daerah.

Kalangan investor bakal memilih wait and see untuk menanamkan investasinya sembari menunggu konstelasi politik rampung.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Kalangan pengembang atau developer  menyadari betul pergolakan politik bisa memicu perekonomian. Suhu politik yang memanas membuat pasar properti diperkirakan cenderung lesu.

Hal ini dipengaruhi tingkat permintaan rumah tapak yang menurun saat tahapan pemilu mulai bergulir.

“Kalau sekarang kan masih adem ayem, belum ada pergolakan politik yang berpengaruh terhadap laju perekonomian nasional. Pergolakan politik yang panas bisa menentukan perekonomian. Jika perekonomian turun otomatis sektor properti juga lesu,” kata seorang agen properti dari Era Irea Cabang Solo Baru, Lia Imelda, Kamis (15/6/2023).

Para pelaku industri properti termasuk investor bakal menunggu calon presiden (capres) yang memenangi kontestasi politik lima tahunan tersebut.

Apabila tidak ada pergolakan politik maka kondisi perekonomian relatif stabil. Pasar properti bakal merespons lebih cepat ketika pesta demokrasi berjalan lancar.

Lia menyampaikan besar kemungkinan kinerja industri properti fluktuatif lantaran dipengaruhi momen politik sepanjang 2024.

“Untuk tahun ini, industri properti mulai berlari kencang yang disokong program pemulihan ekonomi yang digulirkan pemerintah. Tapi tidak tahu nanti jika ada pergolakan di akhir tahun,” ungkap dia.

Begitu pula para calon investor yang memilih wait and see sembari memantau perkembangan politik di Tanah Air. Mereka bakal menunda menginvestasikan dananya di sektor properti sembari menunggu kondisi politik di Tanah Air.

Menurut Lia, industri properti merupakan aset investasi jangka panjang yang bergantung pada situasi politik dan pertumbuhan ekonomi.

“Mudah-mudahan event politik lancar, tidak ada huru hara yang berefek pada perekonomian nasional. Tidak hanya properti, bisa berimbas pada sektor usaha lain,” papar dia.

Kinerja sektor properti residensial secara nasional tercermin dalam hasil survei harga properti periode kuartal I/2023yang dilakukan Bank Indonesia.

Berdasarkan data tersebut, penjualan properti residensial di pasar primer penurunan. Penjualan proerti residensial terkontraksi sebesar 8,26 persen atau lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang tumbuh positif sebesar 4,54 persen.

Penurunan penjualan properti dipengaruhi terkontraksinya penjualan rumah kecil dan besar masing-masing sebesar 15,64 persen dan 6,52 persen.

Sedangkan, penjualan rumah menengah tumbuh positif sebesar sebesar 6,55 persen, setelah terkontraksi sebesar 18,88 persen di kuartal IV/2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya