SOLOPOS.COM - Ilustrasi pemberian susu formula kepada buah hati. (Freepik).

Solopos.com, SOLO – Beberapa orang tua yang baru saja memiliki bayi mengatakan harga susu formula menjadi pengeluaran yang paling besar. Mereka bisa menghabiskan hingga Rp1 juta per bulan untuk membeli susu formula.

Mereka mengatakan, harga susu formula juga terus naik setiap tahunnya. Kondisi tersebut membuat orang tua harus pintar dalam mengatur keuangan, apalagi kebutuhan bayi yang juga tidak kalah penting lainnya seperti popok dan pakaian.

Promosi Sistem E-Katalog Terbaru LKPP Meluncur, Bisa Lacak Pengiriman dan Pembayaran

Salah satu warga Banjarsari, Avit Renaldi, 28, bercerita susu formula menjadi pengeluaran terbesarnya selain pakaian dan dokter untuk sang buah hati. Ia menyebut bisa mengeluarkan uang hingga Rp1 juta per bulan untuk susu formula.

“Orang tua saya menyarankan susu untuk anak usia 0-6 bulan itu harus yang bagus, meskipun juga asi masih jalan. Saya akhirnya beli Enfamil A yang 800 gram harganya Rp500.000, itu hanya cukup buat 25 hari paling banter, jadi seengaknya saya nyetok dua buah supaya enggak kehabisan. Secara kalkulasi bisa lebih dari Rp500.000 per bulannya, bahkan sampai Rp1 juta,” ulasnya saat ditemui Solopos.com, Rabu (20/9/2023).

Bagi Avit, dengan pendapatannya yang Rp5 juta per bulan, pengeluaran untuk susu formula bagi sang anak cukup menyedot pengeluaran per bulan. Ia sempat mempertimbangkan untuk mengganti susu formula yang lebih murah.

“Sempat berpikir buat ganti susu formula yang lebih murah kan banyak yang harganya Rp100.000 an atau Rp200.000. Tapi setelah diskusi sama istri akhirnya tetap bertahan di merek Enfamil karena kualitas buat anak itu juga buat investasi ke depannya supaya tumbuh kembangnya optimal,” jelasnya.

Ia melanjutkan, pengeluaran untuk sang bayi per bulan bisa mencapai Rp4 juta, beruntung sang istri yang merupakan pegawai negeri sipil (PNS) juga cukup membantu pendapatan keluarga. “Kalau ditanggung pengeluaran saya sendiri tentu enggak cukup. Jadi memang harus dari dua pemasukan, apalagi pengeluaran buat bayi itu besar sekali di awal,” ujarnya.

Cerita berbeda dirasakan oleh warga Nusukan, Azizah, 29, yang baru saja melahirkan anak keduanya. Ia menyebut dengan pemasukan sang suami yang bekerja sebagai sopir ojek online (ojol), dirinya harus pintar-pintar dalam mengatur keuangan.

“Pemasukan suami enggak menentu, apalagi anak pertama saya baru masuk SD jadi pengeluarannya lumayan berat. Saya memilih susu formula yang paling murah pokoknya, jadi mereknya ganti-ganti karena habisnya cepat dan harganya mahal. Sebulan bisa habis Rp200.000 untuk pengeluaran susu formula,” ulasnya.

Bagi Azizah, dilema dirasakannya saat memenuhi gizi sang bayi yang baru berusia delapan bulan. Ia berharap ada bantuan yang lebih dari pemerintah untuk mencukup kebutuhan anak di usia krusial antara 0 hingga 5 tahun.

“Ya sebenarnya berat karena dua-duanya butuh perhatian dan gizi ekstra di awal. Sejauh ini memang sudah ada bantuan seperti dari Posyandu, tapi rasanya masih perlu untuk jangka panjang terutama susu formula, kalau bisa ada subsidinya. Mungkin bisa dengan kriteria tertentu, karena semakin ke sini harga susu formula itu makin mahal,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya