SOLOPOS.COM - Ilustrasi perempuan membuka jendela rumah. (Freepik)

Solopos.com, JAKARTA — Konglomerat multinasional yang didirikan di Eindhoven, Belanda, Royal Philips melalui survei Healthy Living in Asia menemukan adanya kesenjangan dalam perawatan kesehatan perempuan.

Berdasarkan rilis yang diterima Solopos.com, Jumat (14/4/2023), survei Healthy Living in Asia menunjukkan perempuan di Asia memang  lebih memprioritaskan kesehatan dan kesejahteraan dibandingkan sebelum pandemi.

Promosi Telkom Apresiasi Wahyu, Warrior Telkom Akses yang Viral karena Bantu Petani

Namun, kurangnya waktu untuk diri sendiri menjadi tantangan utama perempuan merawat kesehatannya dengan lebih baik. Kurangnya waktu ini terjadi karena pekerjaan, keluarga, dan komitmen pribadi serta hambatan finansial.

Hasil survei yang menyasar lebih dari 2.000 perempuan di Indonesia, Singapura, Korea Selatan, dan Thailand menunjukkan hampir separuhnya lebih memperhatikan kesehatan dan kesejahteraan fisik mereka secara keseluruhan (50%), mental (47%) dan emosional (47%) dari sebelumnya.

Sementara sebesar 99% responden di Indonesia menganggap penting untuk hidup aktif agar tetap sehat guna mencegah penyakit di kemudian hari.

Kemudian sebanyak 57% responden secara teratur telah menerapkan gaya hidup sehat, dan 56% responden rajin mencari informasi kesehatan secara online guna meningkatkan kesadaran mereka.

Country Leader Philips Indonesia, Pim Preesman, mengatakan penting bagi perempuan menyadari perlunya menerapkan gaya hidup sehat dan memantau kesehatan mereka secara teratur.

“Pemantauan adalah salah satu cara paling efektif untuk mengoptimalkan pencegahan penyakit. Berbagi data juga sama pentingnya – ini akan membantu praktisi kesehatan dan konsumen mengumpulkan informasi yang dapat ditindaklanjuti yang didukung oleh riwayat kesehatan, menghasilkan rekomendasi kesehatan yang lebih baik untuk mencegah penyakit,” papar Pim.

Banyak tantangan yang dihadapi perempuan terutama di Asia untuk menjaga kesehatannya, terutama karena perempuan masih terus memikul beban pengasuhan yang tidak proporsional dalam keluarga dan masyarakat.

Hal ini membuat perempuan memerlukan lebih banyak dukungan agar dapat membantu mereka memprioritaskan kesehatan mereka sendiri dan pekerjaan, keluarga, serta tanggung jawab pribadi dapat seimbang.

Survei Philips menunjukkan pendidikan tentang hidup sehat dan penggunaan teknologi kesehatan pribadi untuk pemantauan kesehatan menjadi cara utama perempuan mendorong tindakan kesehatan preventif.

Philips mendapatkan data bahwa di Indonesia, 64,4% perempuan cenderung bertindak berdasarkan data kesehatan jika direkomendasikan oleh dokter maupun praktisi perawatan kesehatan.

Kini, 43% responden di Indonesia yang disurvei oleh Philips sudah menggunakan teknologi dan perangkat kesehatan pribadi untuk memantau kesehatan mereka secara aktif.

Selanjutnya tiga tahun dari sekarang, 87% responden wanita berencana melacak kesehatan umum mereka lewat teknologi dan perangkat kesehatan pribadi mereka.

Philips telah melakukan bermacam-macam inovasi dalam menutup kesenjangan kesehatan gender. USG Philips menjadi solusi mutakhir untuk risiko kehamilan dan memperluas akses perawatan bagi perempuan di area terpencil.

Selain itu, aplikasi Philips Pregnancy + juga mendukung perempuan dengan informasi dan sumber daya terpercaya mengenai kehamilan, persalinan, dan kesehatan ibu dan anak.

Philips juga menyediakan sikat gigi bertenaga AI dipadukan dengan aplikasi bertenaga Sonicare AI yang menawarkan panduan secara real-time serta mampu memberikan rekomendasi untuk meningkatkan kebiasaan menyikat gigi pengguna, memungkinkan seseorang mengubah gaya hidup dan memberikan manfaat kesehatan jangka panjang.

Sebagian besar pegawai Philips adalah perempuan. Di Asia Pasifik, raksasa teknologi ini memiliki 66% tenaga kerja perempuan dan lebih dari 37% perempuan memiliki peran kepemimpinan di level senior.

CEO & EVP Philips ASEAN Pacific, Caroline Clarke, mengatakan perempuan dapat memberikan informasi dan pengetahuan terkait permasalahan utama yang dihadapinya dan isu-isu kesehatan.

“Wawasan dan kontribusi dari perempuan mendorong perubahan yang berarti dan meningkatkan solusi perawatan kesehatan bagi para perempuan. Oleh karena itu, sangat penting adanya perempuan di berbagai tingkat pengambilan keputusan dalam perawatan kesehatan – untuk menjembatani kesenjangan dalam perawatan kesehatan perempuan,” papar Caroline.

Dalam kesempatan yang berbeda, seorang ibu rumah tangga di Solo, Nur Hayati, mengatakan sejak pandemi Covid-19 kesadarannya meningkatkan kesehatan fisik, mental dan emosional sudah tumbuh.

Namun, setelah pandemi Covid-19 intensitas merawat kesehatan diri semakin rendah.

Dia mengakui waktu untuk merawat kesehatan diri mulai dari fisik, mental, dan emosional semakin sedikit karena waktunya sebagian besar dipakai untuk keluarga.

“Sekarang cuma ala kadarnya, rasanya tidak meningkat drastis dibandingkan saat pandemi Covid-19, waktu sudah terserap untuk mengurusi keluarga,” papar Nur saat dihubungi Solopos.com, Minggu (16/4/2023).



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya