SOLOPOS.COM - PT Sunwoo Garment Indonesia di Dusun II, Telukan, Grogol, Sukoharjo Kamis (26/1/2023). (Solopos.com/Maymunah Nasution).

Solopos.com, SOLO – Aktivitas sebuah pabrik garmen di daerah industri Telukan, Sukoharjo, tampak ramai, Kamis siang (26/1/2023).

Saat ini, Sunwoo Garment kembali mengoptimalkan produksi garmen pesanan buyer luar negeri. Di ruang produksi, ribuan karyawan sibuk menjahit dan mengobras kain-kain yang akan dijadikan pakaian.

Promosi Telkom Apresiasi Wahyu, Warrior Telkom Akses yang Viral karena Bantu Petani

Kondisi ini kontras dengan keadaan mereka beberapa bulan lalu saat Sunwoo Garment harus mengurangi 400 karyawan mereka.

Perlahan-lahan, perusahaan garmen ini mulai bangkit bahkan memanggil kembali karyawan yang terdampak  pemutusan hubungan kerja (PHK).

Manager HRD & GA Sunwoo Garment, Niko Siahaan, tersenyum lepas saat didatangi Solopos.com, Kamis (26/1/2023). Ia kemudian dengan tenang bercerita titik balik pabrik tempatnya bekerja.

Perang Rusia-Ukraina

“Kondisi yang paling berpengaruh adalah perang Rusia-Ukraina, dampak dari perang itu benar-benar tidak terduga. Kami enggak bisa mengatakan jika dunia garmen baik-baik saja, tidak hanya di Jawa Tengah, tapi di seluruh Indonesia. Semua yang ekspor terkendala perang Rusia-Ukraina. Memang tidak bisa dipungkiri dan dampaknya sama besar,” ujar Niko dengan pelan Kamis (26/1/2023).

“Orang di luar negeri tidak bisa seperti dulu sebelum perang,” papar Niko. “Orang-orang di luar negeri punya kebiasaan pakai pakaian 1-3 kali, trus dibuang. Setelah perang kondisi itu berganti, mereka hanya bisa bertahan hidup dan kebutuhan pakaian tidak begitu mereka pedulikan,” imbuhnya.

“Baju renang dipakai 1-2 kali aja, dan itu membuat pemasaran produk kami masif sebelum terjadi perang. Namun setelah perang, penjualan drop sekali. Prioritas mereka beralih dari membeli pakaian untuk kesenangan berganti menjadi bertahan hidup. Nah titik balik kami sepertinya dipengaruhi kebiasaan mereka,” jelas Niko.

Di kantor pabrik Sunwoo Garment dipajang 10 model pakaian renang produk mereka. Niko yang duduk di seberang pajangan tersebut menunjuk produk-produk tersebut.

“Pakaian renang adalah produk kami, dan hal itu sepertinya memiliki nilai jual yang dibarengi kebiasaan warga luar negeri. Mereka sudah memiliki kebiasaan untuk pergi ke laut setiap tahunnya untuk berjemur, sehingga pesanan kami meningkat lagi. Kemudian di saat musim dingin, mereka mencari pakaian tebal dan hangat untuk menghadapi cuaca, dan itu membuat pesanan kami stabil lagi,” kata Niko.

Namun, Niko menjelaskan pembelian setelah perang Rusia-Ukraina tidak sebanyak sebelum terjadi perang.

Meski begitu, Niko tetap menyayangkan pabrik Sunwoo Garment sempat merumahkan ratusan karyawan di bulan Agustus 2022. Pria itu mengatakan penyebab pengurangan karyawan adalah siasat agar tidak banyak terjadi PHK.

“Kuantitas order kami tidak terlalu banyak, membuat kami menekan biaya produksi. Akhirnya kami memilih mengistirahatkan sebagian karyawan. Tapi kami tetap melapor ke Disnaker [Dinas Tenaga Kerja] bahwa untuk sementara kami mengurangi karyawan. Hal itu membuat biaya produksi berhasil dipangkas. Sekarang karena pesanan sudah meningkat mereka kami panggil kembali, karena mereka yang sudah lebih tahu sistem kami,” ujar dia.

Niko juga mengatakan lebih suka menerima karyawan lama dibandingkan dengan fresh graduate karena turnover rate lebih tinggi. Pria itu menganalogikan fresh graduate seperti kutu loncat yang mudah dengan cepat berpindah-pindah dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain.

“Baru lulus, kami terima, tapi 1-2 bulan malah keluar lagi,” ujar Niko sambil mengerutkan alisnya. “Mereka itu hanya coba-coba,” tambahnya.

Pria itu juga menyebut banyak karyawannya yang keluar setelah setahun bekerja di Sunwoo Garment karena ditawari di pabrik garmen lainnya. Dengan tertawa, Niko mengatakan banyak dari mereka akhirnya kembali memilih bekerja di Sunwoo Garment.

“Setelah mereka sadar sistem kami lebih baik, mereka ingin lagi bekerja di sini. Dan tentu saja mereka kami terima, karena kami memilih bekerja dengan orang yang sudah mengerti bagaimana cara kerja di sini,” ujar Niko sembari tersenyum.

“Mungkin itu juga yang membuat kami bertahan dan pulih dengan cepat,” katanya dengan pelan.

Niko mengklaim hampir 100% karyawannya yang sempat dirumahkan dipanggil kembali untuk bekerja di Sunwoo Garment. Niko juga berharap kondisi industri garmen tetap menopang ekonomi regional.

Selanjutnya Niko menceritakan keuntungan Sunwoo Garment bisa dipanen dengan cepat karena sistem mereka hanya menjadi tempat penjahitan pakaian.

“Para buyer misal memesan produk mendatangkan benang dan kain mereka yang dikirim lewat impor. Mereka yang membayar impor tersebut, sedangkan kami hanya menjadi tempat menjahit saja. Memang tidak sebanyak keuntungan yang didapat jika menyediakan benang dan kain sendiri, tapi pesanan ke kami harus besar sehingga kami tetap bisa menggaji karyawan,” ujarnya.

Wagiyo adalah salah satu karyawan Sunwoo Garment yang pernah dirumahkan sementara waktu. Solopos.com berhasil menemuinya saat di pabrik. Pria itu bercerita dirinya dirumahkan karena pernah mengalami kecelakaan.

“Saya kecelakaan Juni 2022, kemudian mengajukan permintaan istirahat bersamaan dengan kondisi yang mengharuskan dirumahkan itu. Tapi Cuma 2 bulan saja istirahatnya, kemudian dipanggil lagi. Saat diberi waktu istirahat itu saya menjalani operasi dan pengobatan,” ujar Wagiyo sambil tersenyum.

Wagiyo bercerita jika saat kecelakaan Sunwoo Garment masih menanggung biaya pengobatannya. Rekan-rekan kerjanya juga dirumahkan selama dua bulan saja seperti dirinya.



“Saya dianggap resign [mengundurkan diri] jadi tidak digaji, tapi menerima hak-hak yang diterima pegawai, kompensasi lah istilahnya,” ujar Wagiyo, Kamis (26/1/2023). Dengan tersenyum, pria itu bercerita dia menjadi pegawai baru setelah dirumahkan 2 bulan.

Sunwoo Garment sempat melakukan ekspansi dengan membangun pabrik di Klaten Januari 2022. Namun saat mereka merumahkan 400 karyawannya, proyek tersebut berhenti beberapa bulan. Saat ini, ekspansi itu tetap berjalan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya