Bisnis
Senin, 23 Januari 2023 - 14:09 WIB

BI Naikkan Suku Bunga Acuan, Cicilan KPR Komersil Berpotensi Ikut Naik

R Bony Eko Wicaksono  /  Ika Yuniati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi rumah (olx.co.id)

Solopos.com, SOLO — Kenaikan suku bunga berpotensi menurunkan permintaan kredit properti, terutama perumahan komersial.

Calon investor dan masyarakat cenderung akan menunda pembelian rumah dan lebih memilih menyimpan uang di bank.

Advertisement

Berdasarkan penelusuran Solopos.com di laman Bank Indonesia, sesuai Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 18-19 Januari memutuskan menaikkan suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI/7DRR) sebesar 25 bps menjadi 5,75 persen.

Bank Indonesia menaikkan suku bunga yang lebih terukur tersebut sebagai langkah lanjutan untuk secara front loade, pre-emptive, dan forward looking.

Advertisement

Bank Indonesia menaikkan suku bunga yang lebih terukur tersebut sebagai langkah lanjutan untuk secara front loade, pre-emptive, dan forward looking.

Bank Indonesia juga memastikan terus berlanjutnya penurunan ekspektasi inflasi sehingga inflasi inti tetap terjaga dalam kisaran 2-4 persen.

Ketua Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Soloraya, Samari, mengatakan kenaikan suku bunga acuan BI berpotensi menurunkan permintaan kredit properti.

Advertisement

“Dampak kenaikan suku bunga tidak hanya dirasakan pengembang atau developer poperti melainkan calon investor, termasuk masyarakat,” kata dia, saat diwawancarai Solopos.com, Senin (23/1/2022).

Apabila BI menaikkan suku bunganya, bank-bank umum juga turut mengerek suku bunganya.

Sehingga, kenaikan suku bunga akan mempengaruhi besaran cicilan KPR. Calon investor atau masyarakat yang membeli hunian untuk ditempati cenderung akan menunda pembelian rumah.

Advertisement

Mereka memilih mengalokasikan uang di bank untuk disimpan.

Karena itu, perilaku konsumsi masyarakat pun akan bergeser dari yang sebelumnya membelanjakan uang jadi menabung.

“Jika masyarakat memilih menyimpan uang di bank maka pembelian hunian secara kredit bakal menurun. Terutama KPR rumah komersial yang suku bunganya juga ikut terkerek naik,” kata dia.

Advertisement

Disinggung ihwal kesempatan kalangan milenial memiliki hunian, Samari menambahkan kalangan milenial bakal kesulitan memiliki hunian lantaran besarnya cicilan KPR rumah komersial.

Namun demikian, saat ini, ada program rumah subsidi yang digulirkan pemerintah. Dari sisi harga, rumah subsidi sangat terjangkau yakni Rp150 juta-Rp160 juta.

“Kalangan milenial juga akan menahan pembelian rumah seiring naiknya suku bunga acuan. Kenaikan suku bunga acuan dampaknya sangat berat bagi sektor properti,” urai dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif