SOLOPOS.COM - Ilustrasi rumah (olx.co.id)

Solopos.com, SOLO — Kenaikan suku bunga berpotensi menurunkan permintaan kredit properti, terutama perumahan komersial.

Calon investor dan masyarakat cenderung akan menunda pembelian rumah dan lebih memilih menyimpan uang di bank.

Promosi Layanan Internet Starlink Elon Musk Kantongi Izin Beroperasi, Ini Kata Telkom

Berdasarkan penelusuran Solopos.com di laman Bank Indonesia, sesuai Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 18-19 Januari memutuskan menaikkan suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI/7DRR) sebesar 25 bps menjadi 5,75 persen.

Bank Indonesia menaikkan suku bunga yang lebih terukur tersebut sebagai langkah lanjutan untuk secara front loade, pre-emptive, dan forward looking.

Bank Indonesia juga memastikan terus berlanjutnya penurunan ekspektasi inflasi sehingga inflasi inti tetap terjaga dalam kisaran 2-4 persen.

Ketua Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Soloraya, Samari, mengatakan kenaikan suku bunga acuan BI berpotensi menurunkan permintaan kredit properti.

Hal ini sejalan dengan kenaikan suku bunga yang akan mengerek tingkat bunga kredit pemilikan rumah (KPR).

“Dampak kenaikan suku bunga tidak hanya dirasakan pengembang atau developer poperti melainkan calon investor, termasuk masyarakat,” kata dia, saat diwawancarai Solopos.com, Senin (23/1/2022).

Apabila BI menaikkan suku bunganya, bank-bank umum juga turut mengerek suku bunganya.

Sehingga, kenaikan suku bunga akan mempengaruhi besaran cicilan KPR. Calon investor atau masyarakat yang membeli hunian untuk ditempati cenderung akan menunda pembelian rumah.

Mereka memilih mengalokasikan uang di bank untuk disimpan.

Karena itu, perilaku konsumsi masyarakat pun akan bergeser dari yang sebelumnya membelanjakan uang jadi menabung.

“Jika masyarakat memilih menyimpan uang di bank maka pembelian hunian secara kredit bakal menurun. Terutama KPR rumah komersial yang suku bunganya juga ikut terkerek naik,” kata dia.

Disinggung ihwal kesempatan kalangan milenial memiliki hunian, Samari menambahkan kalangan milenial bakal kesulitan memiliki hunian lantaran besarnya cicilan KPR rumah komersial.

Namun demikian, saat ini, ada program rumah subsidi yang digulirkan pemerintah. Dari sisi harga, rumah subsidi sangat terjangkau yakni Rp150 juta-Rp160 juta.

“Kalangan milenial juga akan menahan pembelian rumah seiring naiknya suku bunga acuan. Kenaikan suku bunga acuan dampaknya sangat berat bagi sektor properti,” urai dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya