SOLOPOS.COM - Gedung Bank Indonesia. (Istimewa/BI.go.id)

Solopos.com, JAKARTA  Kalangan pengusaha menilai kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI) sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,5 persen bakal menghambat pengembangan dunia usaha dalam jangka pendek.

Apalagi, tren kenaikan suku bunga ini sudah terjadi secara berkesinambungan sejak Agustus dan jika diperhitungkan secara keseluruhan tahun ini kenaikan suku bunga acuan sudah mencapai 2 persen. Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Koordinator Bidang Maritim, Investasi, dan Luar Negeri Shinta Kamdani mengatakan, sebelum adanya kenaikan suku bunga pun, dunia usaha sangat terdampak efek pandemi Covid-19 hingga peningkatan biaya produksi, serta harga komoditas global yang naik.

Promosi Telkom Apresiasi Wahyu, Warrior Telkom Akses yang Viral karena Bantu Petani

Namun, Kadin memahami bahwa kenaikan suku bunga pada saat ini masih merupakan kebijakan yang tidak bisa dihindarkan untuk menciptakan stabilitas ekonomi makro dan mengendalikan inflasi hingga ke level yang diharapkan. “Karena itu, kami menghargai keputusan kenaikan suku bunga ini dan mengapresiasi BI atas besaran tingkat kenaikan suku bunga acuan yang minimal,” ujar Shinta seperti dilansir, Kamis (22/12/2022).

Dia berharap pemerintah juga konsisten memberikan stimulus lain untuk memastikan agar efek negatif kenaikan suku bunga ini tidak meredam pertumbuhan ekonomi. Khususnya pada tahun depan yang punya tingkat tekanan eksternal yang lebih tinggi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

Baca Juga: 44,7 Orang Mudik, Perputaran Uang Saat Nataru Berpotensi Tembus Rp23,85 Triliun

“Diperlukan juga stimulus ekonomi untuk mendorong produktivitas ekonomi dalam negeri, misalnya lewat realisasi APBN secara tepat waktu, khususnya untuk pembangunan infrastruktur strategis. Diperlukan juga kompensasi kredit yang dapat menyeimbangkan kenaikan suku bunga dan perpanjangan restrukturisasi kredit,” tutur Shinta.

Sebelumnya, BI memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,5 persen pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang berlangsung 21-22 Desember 2022. Sementara itu, suku bunga Deposit Facility naik menjadi 4,75 persen dan suku bunga Lending Facility menjadi 6,25 persen.

“Rapat Dewan Gubernur memutuskan menaikkan suku bunga BI 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin,” ujar Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo dalam konferensi pers virtual, Kamis (22/12).

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul Suku Bunga Acuan BI Naik Jadi 5,5 Persen, Begini Respons Pengusaha.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya