SOLOPOS.COM - Pemilik Kain Lukis Nasrafa, Yani Mardiyanto menunjukkan produk berupa topi goni dan tas goni yang sering tembus pasar Jepang, Selasa (28/11/2023). (Solopos.com/Dhima Wahyu Sejati)

Solopos.com, SOLO — Salah satu Usaha, Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Solo, kain lukis Nasrafa berambisi tembus pasar luar negeri ke Australia, Jepang, Turki, Manila dan Bangkok.

Pemilik kain lukis Nasrafa, Yani Mardiyanto mengatakan salah satu produk yang sering tembus pasar luar negeri adalah syal lukis, tas goni kulit lukis (gokul), dan topi goni lukis.

Promosi Sistem E-Katalog Terbaru LKPP Meluncur, Bisa Lacak Pengiriman dan Pembayaran

Dia melihat pasar di Manila cukup potensial. Hal itu didasarkan pada pengalamannya mengikuti pameran di Manila pada 2019 lalu. Yani mengaku dalam satu hari produk yang dibawa langsung habis.

Sedangkan target ekspor ke Bangkok, Jepang, dan Turki menurutnya cukup realistis, lantaran Nasrafa sudah memiliki jejaring yang mempermudah menembus pasar di sana.

“Kalau di Bangkok itu kita dengan Indonesian Trade Promotion Centre [ITPC] dekat, jadi untuk memasarkan mudah. Turki juga begitu. Nah Osaka, Jepang itu paling dekat, pergaulan kami dekat sekali dan pernah ada transaksi ekspor,” kata dia kepada Solopos.com, Selasa (28/11/2023).

Sedangkan Australia, pihaknya belum sama sekali menjajaki dan memasarkan produk di sana. Namun Yani cukup bergairah menembus pasar Australia lantaran menurutnya minat produk seni di Negeri Kanguru itu cukup bagus.

“Nah Australia itu saya masih buta. Tapi saya melihat produk-produk seni pangsa [pasarnya] enak. Kalau yang lain sudah penjajakan banyak, khas australia ini saya ingin betul-betul menuju sana, cuma masih buta,” kata dia.

Dia mengatakan produk terakhir yang berhasil dia ekspor ke Jepang adalah tas, topi, dan syal lukis dengan total 309 produk. Sedangkan nilai ekspor tersebut mencapai 1 juta Yen Jepang atau setara Rp120 juta.

“Nah karena kita manual pengerjaannya, kita butuh waktu sampai 21 hari,” kata dia.

Yani mengatakan harga produk seni di pasar ekspor cenderung lebih tinggi. Selain itu dia mengaku memasarkan produk ke luar negeri bisa memberikan margin keuntungan yang lebih tinggi.

“Jadi lebih tinggi jual ke luar negeri ketimbang dalam negeri. Karena kalau sudah keluar kan biayanya macam-macam, otomatis lebih tinggi. Dan margin keuntungan lebih tinggi,” kata dia.

Nasrafa saat ini sering mengeluarkan produk lukis dengan berbagai media seperti topi, tas goni, jilbab, sampai payung. Sedangkan motif yang sering digarap oleh Yani mayoritas bertema alam dan budaya.

“Karena kami dasarnya suka buah dan bunga, awalnya motifnya bunga semua, nah terus saya harus beradaptasi karena request dari customer, dan kita belajar [gambar] borobudur, dan macem-macem,” kata dia.

Khusus produk jilbab lukis, Nasrafa bisa memproduksi kurang lebih seribu buah dalam satu bulan dan terjual ke seluruh Indonesia.

Saat ini Nasrafa memiliki tiga outlet di UKM Corner DPRD Kota Solo, pusat oleh-oleh Masjid Syekh Zayed, dan Industri Kecil dan Menengah (IKM) Gilingan.

Berdasarkan catatan Solopos.com, Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, dan Perindustrian Kota Solo, Wahyu Kristina, mengatakan pengembangan UMKM di Solo mengalami akselerasi selama pandemi.

Jumlah UMKM di Solo naik dari 3.635 pelaku usaha pada 2021 menjadi 11.157 pelaku usaha pada 2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya