SOLOPOS.COM - Suasana street art market dalam acara Solo di Waktu Malam, di Jl. Gatot Subroto, Kota Solo, pada Selasa (2/5/2023). (Solopos.com/Galih Aprilia Wibowo).

Solopos.com, SOLO — Para kreator kerajinan tangan handmade dari Kota Solo mengakui adanya dampak positif program street art market sebagai pemberdayaan ruang publik.

Street art market tersebut menjadi wadah promosi dan pangsa pasar baru yang membuat karya mereka lebih laris manis.

Promosi Kinerja Positif, Telkom Raup Pendapatan Konsolidasi Rp149,2 Triliun pada 2023

Program berkonsep street art market biasanya digelar setiap Sabtu malam oleh komunitas Solo is Solo di kawasan koridor Jl. Gatot Subroto atau Gatsu-Ngarsopuro, Solo.

Selain itu, setiap dua pekan sekali diadakan Solo Art Market yang digelar di jalan pedestrian Jl. Diponegoro, Ngarsapura, Solo.

Wilayah tersebut kini telah bertransformasi dan diproyeksikan menjadi ikon wisata yang memadukan unsur seni dan budaya yang menarik bagi warga.

Solo is Solo yang menggelar acara Solo di Waktu Malam setiap Sabtu malam tersebut juga menyuguhkan beragam penampilan dari seniman, seperti musik, dance, dan lain-lain.

Program tersebut telah dilaksankan sejak empat bulan lalu, mulai 31 Desember 2022, bahkan ada edisi khusus pada Selasa (2/5/2023) malam karena melihat kesuksesan acara pada pekan sebelumnya.

Setidaknya saat ini ada 50 lapak seniman yang memeriahkan street art market atau pasar seni dengan berbagai macam karya di dalam acara itu.

Para kreator tersebut menjual aneka ragam bentuk karya seni, misalnya body painting, face painting, aneka craft atau kerajinan tangan handmade.

Hal ini diungkapkan Direktur Solo is Solo, Irul Hidayat, saat dihubungi Solopos.com, beberapa waktu lalu.

Irul menjelaskan street art market saat pertama kali digelar hanya terdapat enam lapak kreator seni. Ia menuturkan nilai omzet secara keseluruhan bisa mencapai Rp20 juta dengan rata-rata tiap lapak mendapatkan omzet minimal Rp300.000.

Apreasi yang besar dari publik tersebut tentu menyulap ruang publik  menjadi ruang ekonomi kreatif bagi para pelaku industri kreatif. Street art market biasanya dibuka mulai pukul 17.30 WIB hingga 23.30 WIB.

Poin utama dari street art market adalah pameran, jadi menurut Irul para kreator mampu memamerkan kreasi mereka di ruang publik, karena biasanya para kreator tersebut hanya mempromosikan karya mereka lewat media sosial.

Dengan adanya street art market tersebut, kreator bisa melakukan demo pembuatan karya mereka kepada masyarakat.

Disambut Baik Masyarakat

Berdasarkan pantauan Solopos.com, edisi khusus Solo di Waktu Malam pada Selasa malam juga disambut baik oleh masyarakat meski digelar saat weekdays.

Ketua Komunitas Rajuter Solo, Pujiyanti menyambut baik adanya program street art market yang rutin digelar, baik Solo di Waktu Malam atau Solo Art Market.

Pujiyanti mengaku baru ikut ambil bagian pada edisi khusus Selasa lalu dalam program Solo di Waktu Malam.

“Sangat positif, para kreator banyak yang laku. Kalau Rajuters baru ikut tiga kali, tapi kreator lainnya sudah bisa menjual banyak dalam satu malam,” ujar Pujiyanti.

Ia menjelaskan anggota komunitasnya memproduksi 1.000 gantungan kunci (ganci) rajut tersebut selama satu bulan. Masing-masing anggota ditarget satu bulan mengumpulkan 25 item ganci rajut.

Pujianti mengatakan rajutan ganci dibuat model yang senada agar memudahkan para anggota. Hal ini karena komunitas perajut Solo anggotanya se-Soloraya.

Dalam komunitas, masing-masing anggota saling sharing dan belajar mengenai teknik merajut dan modifikasi rajutan.

Perajin tenun kartu, Anastasia menjelaskan para perajin yang bisa mendemontrasikan proses pembuatan karya menjadi daya tarik tersendiri untuk menggaet calon pembeli.

“Mereka [pembeli] bisa melihat langsung prosesnya, ada juga yang mencoba prosesnya. Selama ini bagus animonya,” papar Anastasia.

Menurutnya program street art market ini membawa dampak positif kepadanya dan lara kreator lainnya.



Anastasia menilai Solo di Waktu Malam bisa jadi media promosi baru untuknya agar masyarakat mengenal perajin-perajin dari Kota. “Sama juga dengan Solo Art Market, pengaruh positif, hanya pengunjungnya lebih beragam usianya,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya