SOLOPOS.COM - Ilustrasi stok beras.(Bisnis-Nurul Hidayat)

Solopos.com, SOLO – Operasi Pasar (OP) beras kian masif digelar di Soloraya guna menstabilkan harga beras yang mengalami kenaikan. Stok beras sekitar 2.000 ton di Gudang Bulog dinilai masih aman untuk memenuhi kebutuhan masyarakat hingga masa panen raya padi pada Maret.

Perum Bulog Cabang Solo mengintervensi harga beras yang masih tinggi secara terus menerus dengan menggelar program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). Selama Februari, operasi pasar beras digelar di delapan kelurahan di Kota Solo. Lokasi operasi pasar sengaja dipilih di kantor kelurahan guna mendekatkan masyarakat untuk membeli beras.

Promosi Layanan Internet Starlink Elon Musk Kantongi Izin Beroperasi, Ini Kata Telkom

Tak hanya di Kota Solo, kegiatan serupa juga digelar di daerah lain di Soloraya seperti Sukoharjo. Selain beras, komoditas kebutuhan pokok lain yang dijual, yakni minyak goreng dan gula pasir.

Wakil Pimpinan Cabang Bulog Solo, Andrew Ramadhan Shahab, mengatakan Perum Bulog selalu berkoordinasi dengan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) di masing-masing kota/kabupaten saat menggelar operasi pasar. Harapannya, kegiatan operasi pasar dapat menjangkau masyarakat di setiap kecamatan. “Ada kemungkinan penambahan lokasi operasi pasar.

Namun, masih kami komunikasikan lagi dengan TPID. Termasuk pemilihan lokasi agar benar-benar merata,” kata dia, saat diwawancarai Solopos.com, Rabu (16/2/2023).

Perum Bulog menyiapkan 3-5 ton beras di masing-masing lokasi operasi pasar. Komoditas pokok sehari-hari itu kerap ludes dibeli masyarakat yang antusias menyambut operasi pasar. Mereka rela mengantre untuk mendapatkan beras berkualitas dengan harga terjangkau.

Operasi pasar bakal terus digencarkan hingga awal atau pertengahan Maret seiring masa panen raya padi di sejumlah daerah di Soloraya. Para petani diperkirakan mulai memanen padi pada Maret-April mendatang. “Stok beras di gudang sekitar kurang lebih 2.000 ton. Masih aman dan cukup hingga masa panen raya padi pada bulan depan,” ujar dia.

Lebih jauh, Andrew menyampaikan operasi pasar itu juga sekaligus mampu menekan laju inflasi pangan di Kota Solo. Hal ini merupakan upaya untuk menjaga stabilitas harga pangan menjelang bulan puasa dan Lebaran.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Solo, kelompok makanan dan minuman masih menjadi penyumbang  terbesar inflasi dengan andil sebesar 0,29 persen. Komoditas bahan pangan yang mengalami kenaikan harga sehingga berandil menyumbang inflasi di antaranya beras, cabai rawit, dan cabai merah.

Andil komoditas beras menyumbang inflasi sekitar 0,29 persen. Beras disebut penyumbang inflasi terbesar di daerah maupun secara nasional. “Kenaikan harga beras merata di sejumlah daerah di Tanah Air. Tidak hanya di Solo melainkan daerah-daerah lain di Indonesia,” kata Kepala BPS Solo, Totok Tavirijanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya