SOLOPOS.COM - Beras putih di ritel Alfamidi Garuda Mas, Gonilan, Kartasura, dijual pada rak bagian depan, Senin (4/9/2023). (Solopos.com/Maymunah Nasution).

Solopos.com, SUKOHARJO — Harga beras putih di ritel Alfamidi masih tetap stabil di atas Rp65.000 per 5 kilogram (kg).

Berdasarkan pantauan Solopos.com di Alfamidi Garuda Mas di Jalan Garuda Mas, Nilasari, Gonilan, Kartasura, harga beras per sak berisi 5 kg berkisar antara Rp68.500 hingga Rp69.500.

Promosi Telkom dan Scala Jepang Dorong Inovasi Pertanian demi Keberlanjutan Pangan

Beras Melati Setra Ramos 5 kg dijual dengan harga Rp68.500, sementara beras Raja Platinum Beras Super 5 kg, Alfamidi Beras Setra Ramos 5 kg, dan Rania Beras Premium 5 kg dijual Rp69.500.

Kepala Toko Alfamidi Garuda Mas, Dimas Aditya, mengatakan harga beras di Alfamidi relatif sama sejak April 2023.

“Sejak April masih sama berkisar di Rp69.500 tetapi ada promo setiap pekannya menjadi Rp68.500 untuk merk yang berbeda-beda, kalau kali ini untuk Beras Melati Sentra Ramos 5 kg,” ujar Dimas saat ditemui Solopos.com, Senin (4/9/2023).

Sementara itu, Merchandiser Alfamidi Super Mangesti Gentan Sukoharjo, Febriyanto, mengatakan harga kebutuhan bahan pokok tersebut di Alfamidi Gentan tetap stabil di harga Rp69.500 per pak.

Stok beras dan kebutuhan pokok di Alfamidi Gentan juga masih tersedia banyak. Febriyanto mengatakan kenaikan hanya dialami produk gula pasir yang awalnya Rp13.500 menjadi Rp14.500.

Beras Setra Ramos merupakan beras jenis IR 64, varietas padi paling umum ditanam di Indonesia. Mengutip swasembada.co.id, nasi beras ini terasa pulen tetapi tidak lengket serta gurih ketika dimasak.

Pasar Beras Global Terguncang

Melansir bisnis.com, pasar beras global terguncang dalam enam pekan terakhir karena kebijakan pembatasan ekspor yang diterapkan pemerintah India.

Sekitar enam pekan, India telah mengguncang pasar beras dengan pembatasan ekspornya sehingga membuat para pemerintah Asia hingga Afrika panik.

Mengutip Bloomberg, Minggu (3/9/2023), harga beras di Asia melonjak mendekati level tertinggi dalam hampir 15 tahun terakhir pada Rabu (30/8/2023), setelah India memperluas pengetatan ekspor terhadap beras pratanak dan basmati pada akhir pekan sebelumnya.

“Lonjakan harga beras selalu sangat merugikan konsumen miskin,” kata Profesor Emeritus di Universitas Harvard, Peter Timmer yang telah mempelajari keamanan pangan selama puluhan tahun.

Timmer mengungkapkan keprihatinan terbesar saat ini adalah apakah Thailand dan Vietnam akan mengikuti langkah India dan memberlakukan kontrol signifikan terhadap ekspor beras mereka.

Jika hal ini terjadi, Timmer berpendapat harga beras dunia melonjak melebihi US$1000 per ton.

Kekhawatiran terhadap suplai beras dapat dimengerti karena beras merupakan bahan pangan penting bagi miliaran orang dan menyumbang 60 persen dari total asupan kalori untuk masyarakat beberapa bagian Asia Tenggara dan Afrika.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya