Bisnis
Selasa, 6 April 2021 - 16:34 WIB

Staycation Bakal Jadi Tren Bila Mudik Dilarang, Hotel di Jakarta Bakal Panen?

Newswire  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi hotel. (Freepik.com)

Solopos.com, JAKARTA--Pemerintah resmi memberlakukan larangan mudik 2021. Kondisi tersebut diperkirakan bakal menjadi keuntungan tersendiri bagi hotel-hotel di DKI Jakarta. Orang-orang di ibu kota tidak bisa pulang ke kampung halaman dan harus menetap di Jakarta.

Atas kondisi tersebut, menurut Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran, okupansi hotel di Jakarta akan meningkat karena warganya akan memilih staycation di saat mudik dilarang.

Advertisement

"Kita melihatnya tren staycation itu paling besar cuma potensinya ada di Jakarta, kalau daerah lain sih saya rasa nggak terlalu besar. Peningkatan itu mungkin bisa dikatakan sekitar 10-20% mungkin ada ya," kata dia saat dihubungi detikcom, Selasa (6/4/2021).

Baca Juga: Dukung Potensi Ekonomi Lokal, Accor Group Hadirkan Produk UMKM Di Hotel

Namun, kata dia hal itu tergantung seberapa tegas pemerintah melarang masyarakat mudik. Bila banyak celah bagi orang-orang untuk pulang ke kampung halaman maka tren staycation di Jakarta tidak akan terlalu besar.

Advertisement

Faktor lainnya yang akan mempengaruhi tren staycation adalah cuti bersama yang telah dipangkas pemerintah, entah apakah hal itu akan menurunkan minat warga ibu kota untuk staycation di hotel.

Baca Juga: Makin Diminati, Jumlah Pengguna KRL Jogja - Solo Melonjak

Dia menjelaskan tidak mungkin banyak yang akan melakukan staycation di Lebaran hari pertama. Paling cepat mereka baru akan mulai staycation di malam harinya atau hari kedua Lebaran.

Advertisement

"Jadi masuknya baru Lebaran pertama malam paling cepat. Kalau nggak hari kedua Lebaran," jelas Maulana.

Tapi, tren staycation menurutnya tak akan terjadi secara signifikan di daerah-daerah lain. Kalaupun ada yang melakukan staycation lebih di kota-kota besar.

"Staycation itu umumnya terjadi hanya di kota-kota besar, tidak merata semuanya, dan biasanya konsumen terbesarnya kan daerah-daerah kota besar itu kan yang di pulau Jawa, misalnya DKI Jakarta," tambah dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif