SOLOPOS.COM - Pemimpin BUlog Cabang Surakarta, Andy Nugroho. (Solopos.com/Afifa Enggar Wulandari)

Solopos.com Stories

Solopos.com, SOLO — Upaya stabilisasi pasokan dan harga pangan akan terus dilakukan oleh Bulog pada 2024. Bahkan, di tahun ini Bulog Surakarta akan menguatkan stok cadangan untuk beras maupun jagung.

Promosi Telkom Apresiasi Wahyu, Warrior Telkom Akses yang Viral karena Bantu Petani

Pemimpin Cabang Perum Bulog Surakarta, Andy Nugroho, mengatakan selama 2023 secara fluktuasi harga maupun stok untuk beberapa komoditas pangan terjadi sesuai dengan tren hasil panen.

Kecenderungannya yakni saat tidak ada panen, pasti akan berdampak pada kenaikan harga komoditas. Seperti yang terjadi pada semester dua 2023 lalu, ketika tak ada panen, harga beras maupun jagung naik.

Untuk mengantisipasi kondisi tersebut, Bulog melakukan intervensi atau stabilisasi harga di pasar dengan memanfaatkan stok yang mencukupi, khususnya untuk komoditas beras.

Beberapa langkah yang dilakukan Bulog adalah dengan melaksanakan program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pasar (SPHP) beras. Kegiatan itu dilakukan baik di pasar atau di lingkungan kelurahan serta di penggilingan-penggilingan padi.

“Langkah itu diharapkan bisa menurunkan harga di pasar, atau paling tidak dalam jangka pendek bisa menahan harga agar tidak naik lagi,” kata dia.

Disebutkan langkah tersebut cukup efektif. Sebab jika dilihat di pekan-pekan terakhir di akhir tahun 2023, harga beras, walaupun tidak langsung turun signifikan, namun harga tertahan.

Bahkan saat ada event Natal dan Tahun Baru, harga beras tidak naik, meskipun masih bertahan di harga yang cukup tinggi. Sementara untuk komoditas jagung, Bulog juga telah melakukan upaya SPHP.

Dia menyebutkan pada 2023, Bulog Surakarta sempat menerima informasi dari para peternak maupun asosiasi peternak, dimana para peternak tersebut kesulitan mendapatkan jagung dengan harga yang bisa dikatakan murah. Harga jagung pipil saat itu sudah di angka Rp7.000/kg jagung pipil.

“Kemudian kami juga intervensi dengan pelaksanaan SPHP untuk jagung dengan harga Rp5.000/kg yang diambil oleh [kelompok atau koperasi] peternak yang bisa dijual ke masing-masing peternak maksimal Rp5.500/kg. Dari situ, harapannya pembelian jagung ke pasar oleh peternak berkurang sehingga harga akan terkoreksi turun,” jelas dia.

Andy menjelaskan, di 2024 ini Bulog juga akan melaksanakan program yang sama dengan yang sudah berjalan di 2023. Bulog berharap dengan SPHP, baik stok pangan maupun harga di pasaran akan tetap terkendali.

Bulog Surakarta di tahun ini juga akan melakukan antisipasi dengan memperkuat stok cadangan atau stok melalui penyerapan lokal, baik beras maupun jagung. Melalui penguatan stok cadangan tersebut diharapkan upaya antisipasi kenaikan harga komoditas pangan dapat berjalan lebih optimal.

“Jadi secara stok kami lebih bisa siapkan sejak dini, sehingga intervensi ke depan bisa lebih optimal dibandingkan tahun sebelumnya. Stok sampai akhir 2023 untuk beras kami pertahankan di angka 10.000 ton,” jelas dia.

Salah satu pedagang di Pasar Legi, Ali, pada Senin (25/12/2023) lalu menyampaikan jika harga beras masih bertahan tinggi. Di tempatnya, untuk beras harga tertinggi sekitar Rp15.000/kg. Sedangkan harga terendah sekitar Rp12.500/kg.

Sementara itu berdasarkan data yang diunggah https://www.bi.go.id/hargapangan, pada akhir 2023 harga beras di Solo masih stabil di harga Rp13.000/kg untuk beras kualitas bawah I dan Rp15.000/kg untuk beras kualitas medium I.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya