SOLOPOS.COM - Ilustrasi beras. (freepik).

Solopos.com, SOLO — Perum Bulog Kantor Cabang Solo getol melakukan program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pasar (SPHP) di Soloraya yang salah satu tujuannya untuk menekan inflasi, terutama salam sektor pangan. SPHP ini telah dilakukan di ratusan lokasi di Soloraya dan akan terus digenjot untuk stabilisasi harga di konsumen.

“Evaluasi SPHB itu paling efektif itu memang langsung ke warga, makanya yang saat ini kami masifkan, yang operasi langsung ke warga. Yang dilakukan melalui kerja sama dengan dinas pangan atau pertanian masing-masing kabupaten/kota itu,” ujar Pimpinan Perum Bulog Cabang Solo, Andy Nugroho, saat dihubungi Solopos.com, pada Jumat (10/3/2023).

Promosi Kinerja Positif, Telkom Raup Pendapatan Konsolidasi Rp149,2 Triliun pada 2023

Andy menguraikan ketika program SPHP dilakukan melalui distributor atau pedagang retail, pihaknya tidak bisa melakukan monitoring secara penuh. Namun, ketika langsung menyasar ke masyarakat, menurutnya hal ini paling efektif dilakukan karena warga langsung membeli.

“Sudah merata ke Soloraya, ratusan titik. Kalau programnya namanya SPHP, nah tujuannya salah satuya menekan inflasi, terus menstabilkan harga. Kalau memang harga di pasar bisa dikatakan masih tinggi itu atau bergejolak kan, memang salah satu tugas kami menstabilkan harga konsumen, selain memang menstabilkan harga produsen lewat penerapannya,” papar Andy.

Ratusan lokasi SPHP ini termasuk yang melalui jaringan kios pasar, pedagang pengecer. Untuk harga beras di Gudang Perum Bulog Solo adalah Rp8.300/kg, untuk program SPHP dibanderol dengan harga Rp8.500/kg, karena ada biaya ongkos, ataupun bongkar muat barang.

“Untuk pengecer ambil dari kami Rp8.300/kg, maksimal mereka harus menjual HET [harga eceran tertinggi], asalkan masih sama atau di bawah masih dengan HET, yaitu Rp9.450/kg,” ujar Andy.

Andy menguraikan saat ini harga beras telah mengalami penurunan dibandingkan dengan akhir 2022 atau awal Januari 2023. Namun menurut Andy, harga beras diperkirakan kembali mengalami kenaikan sehingga perlu dilakukan langkah antisipasi.

Perum Bulog Cabang Solo menggelar operasi pasar melalui program SPHP untuk menstabilkan harga beras di wilayah Soloraya, Jawa Tengah. Hingga Februari 2023 total beras yang dijual melalui SPHP sudah mencapai 6.200 ton.

Sebelumnya, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Solo, inflasi di Kota Solo pada Februari tercatat sebesar 0,48%. Dibanding Januari, laju inflasi lebih tinggi yang tercermin dalam kenaikan angka indeks harga konsumen.

Inflasi pada Januari sebesar 0,32%. Kondisi ini dipengaruhi oleh kenaikan harga komoditas pangan yang berandil menyumbang inflasi.

“Inflasi di Kota Solo mengalami kenaikan dibanding Januari. Inflasi pangan masih menjadi perhatian serius dari Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Solo karena harga komoditas pangan cenderung mengalami kenaikan,” kata Kepala BPS Solo, Totok Tavirijanto, saat ditemui Solopos.com di Balai Kota Solo, Senin (6/3/2023).

Totok menyebut kelompok makanan dan minuman masih menjadi penyumbang inflasi terbesar dengan andil sebesar 0,33% di Kota Solo. Komoditas bahan pangan yang mengalami kenaikan harga sehingga berandil menyumbang inflasi di antaranya beras, bawang putih, dan bawang merah.

Beras disebut penyumbang inflasi di daerah maupun secara nasional. Komoditas beras masih menduduki peringkat satu sebagai penyumbang terbesar inflasi dengan andil sebesar 0,12%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya