SOLOPOS.COM - Acara diskusi ilmiah mengangkat tema Kebijakan Lintas Sektoral Solo-Karanganyar di Hotel Sunan, Kamis (16/3/2023). (Solopos.com/Bony Eko Wicaksono).

Solopos.com, SOLO – Penguatan kolaborasi lintas sektoral Solo-Karanganyar menjadi kunci dalam mewujudkan kemandirian dan pemerataan ekonomi.

Kedua daerah itu memiliki potensi ekonomi yang bisa dioptimalkan guna menopang denyut perekonomian dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Promosi Telkom dan Scala Jepang Dorong Inovasi Pertanian demi Keberlanjutan Pangan

Wacana tersebut mencuat dalam acara diskusi ilmiah bertajuk Kebijakan Lintas Sektoral Solo-Karanganyar digelar Universitas Surakarta (Unsa) di Hotel Sunan, Kamis (16/3/2023).

Kegiatan diskusi menghadirkan Wakil Walikota atau Wawali Solo, Teguh Prakosa dan Wakil Bupati Karanganyar, Rober Christanto serta Rektor Unsa, Astrid Widayani sebagai narasumber.

Acara diskusi kian menarik dengan dipandu oleh Redaktur Pelaksana Solopos, Syifaul Arifin.

Dalam kesempatan itu, masing-masing orang nomor dua di Kota Solo dan Kabupaten Karanganyar memaparkan beragam potensi dan perkembangan ekonomi kreatif dan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Potensi ekonomi Kota Bengawan didominasi oleh sektor jasa dan perdagangan. Sementara potensi ekonomi Bumi Intanpari disokong oleh sumber daya alam (SDA) di sektor pariwisata.

Wawali Teguh Prakosa mengatakan sektor UMKM diandalkan menjadi penopang utama perekonomian di Kota Solo. Termasuk program akselerasi pemulihan ekonomi nasional saat masa pandemi Covid-19.

“Di Solo itu, ada 54.400 UMKM yang justru bertambah selama masa pandemi Covid-19. Mereka tidak hanya berjualan di wilayah Solo melainkan menyebar ke daerah lain. Seperti di Palur, Karanganyar,” kata dia, Kamis.

Teguh menyebut pertumbuhan ekonomi di Kota Solo terus meningkat dari tahun ke tahun. Bahkan, pertumbuhan ekonomi Kota Solo mampu melampaui level nasional dan provinsi pada 2022.

Begitu pula dengan laju inflasi lebih rendah ketimbang inflasi nasional dan provinsi.

Dia tak menampik Kota Solo tak bisa berdiri sendiri dan membutuhkan kolaborasi dengan daerah lain dalam upaya membangunan kemandirian ekonomi yang berkelanjutan.

“Hilangkan ego sektoral. Harus sama-sama membangun ekonomi. Sekarang produk batik atau makanan pasti branding Solo saat berjualan. Meski lokasi produksinya di Masaran, Sragen atau Palur, Karanganyar,” ujar dia.

Wakil Bupati Karanganyar,  Rober Christanto menyampaikan sebagian wilayah Karanganyar terletak di lereng Gunung Lawu. Tak ayal, Karanganyar memiliki potensi pariwisata yang menjanjikan dibanding daerah lain.

Bahkan, saat ini banyak bermunculan Badan Usaha Milik (BUM) Desa yang mengelola potensi wisata di wilayahnya masing-masing.

Rober mencontohkan potensi wisata di Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso yang memiliki sejumlah obej wisata seperti Telaga Madirda, Air Terjun Jumog hingga Candi Sukuh.

“Pariwisata menggerakan usaha lain sehingga ekonomi bergeliat dan kesejahteraan masyarakat juga meningkat. Munculnya BUM Desa yang mengelola potensi wisata mampu memberdayakan masyarakat setempat,” ujar dia.

Sementara itu, Rektor Unsa, Astrid Widayani terus berupaya memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi di kedua daerah itu.

Selain itu, program-program kemahasiswaan menitikberatkan pada aktivitas pemberdayaan masyarakat. Misalnya, pelatihan, seminar atau workshop sebagai wujud pengabdian terhadap masyarakat.

“Misalnya, program merdeka belajar atau kuliah kerja nyata (KKN) di desa wisata atau kampung wisata. Programnya bernama smart village,” kata dia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya