Bisnis
Sabtu, 8 Oktober 2022 - 09:37 WIB

Solo dan Yogyakarta Miliki Karakteristik Reservasi MICE Last Minute

Afifa Enggar Wulandari  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SOLO —Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Solo mengatakan Oktober – Desember biasanya menjadi momen penyelenggaraan meeting, incentive, convention, exhibition (MICE).

Meski begitu, konsumen dan tamu hotel di Kota Solo dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mempunyai karakteristik reservasi dadakan atau last minute reservations. Karakteristik itu tak hanya berlaku bagi pemesanan kamar hotel, namun juga venue MICE.

Advertisement

Hal tersebut diungkapkan oleh Humas Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Solo, Sistho A. Srestho. Akibatnya karakteristik tersebut, traffic okupansi hanya bisa terlihat minimal pada bulan yang sama.

“Seperti biasa karakter Solo ini segala sesuatu kamar, MICE selalu last minute. Jadi biasanya akan terlihat di bulan yang sama,” kata Sistho kepada Solopos.com, Sabtu (8/10/2022).

Karakteristik itu membuat traffic okupansi tidak bisa dilihat sejak jauh-jauh hari. Kecuali, imbuhnya beberapa event yang memang sudah bersiap lama dan melibatkan ribuan bahkan jutaan orang.

Advertisement

Di Solo sendiri misalnya, gelaran Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah yang akan berlangsung 18-20 November 20222 nanti.

“Jauh-jauh hari ini memang belum kelihatan, kecuali beberapa event yang memang jauh-jauh hari. Muktamar Muhammadiyah misalnya November, tour Borobudur acara sepeda. Yang seperti itu memang sudah terlihat jauh-jauh hari,” sambungnya.

Hal serupa juga terjadi di Yogyakarta. Ketua PHRI Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Deddy Pranowo Eryana mengungkapkan kebanyakan reservasi MICE di Yogyakarta juga mempunyai karakteristik last minute. Senada dengan Sistho, Deddy juga menyampaikan hanya event-event besar lah yang reservasi sejak jauh hari.

Advertisement

“Kebanyakan last minute. Ada juga yang jauh hari khususnya event-event besar,” kata Deddy saat dihubungi Solopos.

Catatan Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Solo menunjukkan, tingkat penghunian kamar (TPK) hotel bintang 4 di Kota Solo pada Oktober – Desember menjadi yang tertinggi. Pada 2021, TPK Oktober 2021 sebesar 62,36%, November 67,56%, dan Desember 76,12%. Sementara pada Januari – September selalu di bawah 45%.

Sementara di Yogyakarta sendiri, menurut catatan BPS Yogyakarta TPK hotel bintang di Yogyakarta pada Oktober – Desember di atas 40%. Pada Oktober 2020 TPK hotel di Yogyakarta 43,34%, November 44,41%, dan Desember 44,36%.

Berbeda dengan Solo, TPK hotel di Yogyakarta pada Oktober – Desember bukan yang tertinggi pada 2020. Justru TPK hotel pada Januari – Februari 2020 yang tertinggi selama periode 2020. Januari 2020 sebesar 52,51% dan Februari 55,02%.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif