SOLOPOS.COM - Deretan mobil bermesin diesel di salah satu dealer mobil di Kota Solo yang saat ini sedang banyak diminati meskipun ada pembatasan pembelian solar subsidi, Kamis (26/1/2023).(Solopos.com/Gigih Windar Pratama).

Solopos.com, SOLO — Kebijakan pembatasan pembelian bahan bakar minyak (BBM) jenis solar subsidi atau biosolar belum mempengaruhi penjualan kendaraan roda empat yang menggunakan diesel atau berbahan bakar solar.

Bahkan penjualan kendaraan bermesin diesel masih cukup tinggi dan mengalami peningkatan baik bekas ataupun baru.

Promosi Telkom Apresiasi Wahyu, Warrior Telkom Akses yang Viral karena Bantu Petani

Pembatasan pembelian solar subsidi sebenarnya sudah mulai berlaku sejak tahun lalu, bagi yang ingin membeli solar subsidi, kendaraan harus terdaftar di subsiditepat.mypertamina.id.

Di Kota Solo dan Karanganyar, ujicoba baru dimulai, Kamis (26/1/2023).

Pembelian solar subsidi untuk kendaraan pribadi roda empat maksimal 60 liter per hari, sedangkan angkutan umum orang atau barang dengan roda empat maksimal 80 liter per hari.

Khusus untuk angkutan umum orang atau barang dengan roda kendaraan berjumlah enam, maksimal 200 liter pe hari. Adanya kebijakan ini sempat dikhawatirkan menurunkan angka penjualan mobil dengan mesin diesel.

Solopos.com coba melihat penjualan mobil bekas berbahan bakar solar baik mobil bekas ataupun baru. Menariknya, penjualan mobil-mobil tersebut tidak terpengaruh dan justru semakin dicari di Kota Solo. Harga mobil dengan mesin diesel pun juga terus naik.

Salah satu pedagang mobil bekas di Kota Solo, Ichsan, menjelaskan kepada Solopos.com, Kamis (26/1/2023), bahwa pembatasan untuk membeli solar subsidi tidak berpengaruh terhadap penjualan mobil bermesin diesel.

Bahkan harga mobil-mobil bekas bermesin diesel tersebut terus naik. Stok mobil diesel di tempatnya hanya tinggal tiga, padahal pada Januari lalu total ada tujuh kendaraan bermesin diesel yang dia jual.

“Sepertinya enggak ada pengaruh, karena beberapa tipe itu sudah ada yang hybrid. Selain itu ya karena memang lebih hemat menggunakan solar dibandingkan bensin,” tambahnya.

Cerita serupa juga diungkapkan Bayu. Pedagang mobil bekas yang berjualan di Timuran, Kecamatan Banjarsari ini juga mengaku sedang kekurangan stok mobil diesel.

Harga yang terus naik dari mobil bermesin diesel tersebut sebagai bukti bahwa pembatasan solar subsidi tak mempengaruhi minat pembeli.

“Saya Desember 2022 itu ada stok delapan mobil diesel, sekarang cuman tinggal dua, mencari barangnya juga sulit. Harganya juga terus naik tergantung kondisi mobil dan tahun pembuatannya,” uelas Bayu.

Bagi Bayu pembatasan pembelian solar subsidi tidak berpengaruh terhadap penjualan mobil diesel bekas. Namun, akan berpengaruh cukup signifikan untuk penjualan mobil baru.

“Kalau peminat mobil diesel yang bekas memang masih tinggi, karena harganya memang lebih mahal 30 sampau 40 persen dibanding yang bensin, tetapi bahan bakarnya lebih irit. Meskipun ada pembatasan solar subsidi peminat bekasnya masih cukup tinggi, mungkin pengaruhnya di mobil baru karena ada beberapa model yang akhirnya enggak dilanjutkan karena kebijakan tersebut, seperti Innova Reborn,” tegasnya.

Berbeda, Supervisor Sales Mitsubishi Solo, Kalis Winda Kartika, menyebut penjualan mobil diesel justru meningkat di awal 2023 dibandingkan Desember 2022.

“Penjualan diesel tahun ini sudah ada peningkatan, memang sempat ada penurunan karena transisi dari Euro2 ke Euro4 jadi pembeli saat itu masih wait and see. Kalau di 2023 ini sudah mulai meningkat, meskipun ada kebijakan pembatasan solar subsidi pembeli mobil diesel sudah melakukan penyesuaian,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya