SOLOPOS.COM - Pasar Jamu Nguter, Sukoharjo. Kawasan Nguter dikenal sebagai sentra industri jamu. Foto diambil pada Minggu (26/3/2023). (Solopos.com/Galih Aprilia Wibowo).

Solopos.com, SOLO — Momen Ramadan hingga Lebaran 2023 bakal membawa keberkahan bagi pedagang jamu di kawasan Nguter, Kabupaten Sukoharjo. Jamu bakal diborong pemudik hingga dibeli oleh para pedagang jamu gendong di perkotaan.

Kenaikan permintaan pesanan jamu biasanya datang ketika mendekati Lebaran hingga seusai Lebaran. Hal ini diungkapkan oleh Ketua Koperasi Jamu Indonesia (Kojai) Sukoharjo, Suwarsi Moertedjo, saat dihubungi Solopos.com pada Minggu (26/3/2023).

Promosi Kinerja Positif, Telkom Raup Pendapatan Konsolidasi Rp149,2 Triliun pada 2023

“Untuk pasar jamu atau pemasaran biasa tiap awal bulan puasa, masih adem-adem. Biasanya pertengahan [Ramadan] atau mendekati Lebaran malah habis lebaran kadang-kadang ramai,” terang Suwarsi.

Suwarsi menguraikan saat mendekati Lebaran kenaikan pesanan jamu yang diterima oleh para pedagang tidak menentu, berkisar 50% hingga 70%.

Namun ketika habis Lebaran kenaikan permintaan menjadi dua kali lipat dari biasanya.

Jamu di Pasar Nguter biasanya diserbu para perantau yang mudik ke kampung halaman maupun dijual ke pedagang besar di luar Sukoharjo.

Selama ini para pedagang jamu di Nguter telah memiliki pelanggan masing-masing yang siap dipasok. Selain dari Jawa Tengah dan sekitarnya, biasanya pelanggan tersebut datang dari Jabodetabek, Jawa Timur, bahkan luar Jawa.

“Pelanggannya agen-agen dan perantauan jamu gendong,” terang Suwarsi.

Mengantisipasi banyaknya pesanan, Suwarsi memastikan stok jamu di Pasar Nguter sudah aman karena dipersiapkan sebelumnya. Mengenai jumlah, para pedagang berkaca pada pesanan yang mereka dapat pada tahun sebelumnya.

Sentra Jamu

Wilayah Nguter, Kabupaten Sukoharjo telah lama dikenal sebagai sentra industri jamu. Selain itu Desa Nguter, Kecamatan Nguter ini telah dinobatkan sebagai kampung Destinasi Wisata Jamu di Indonesia.

Suwarsi mengatakan setelah pandemi Covid-19 sektor industri jamu tidak ada masalah. Karena menurut Suwarsi masyarakat paham soal pentingnya kesehatan.

Menurut Suwarsi saat ini juga banyak pengusaha jamu yang mulai bermunculan di berbagai daerah. Selain itu banyak pedagang jamu yang telah beradaptasi dengan fenomena online-shopping melalui marketplace.

“Yang [jamu] pabrik-pabrikan sudah lama penjualan online, kalau di Pasar Jamu mengikuti transaksi mereka masing-masing, menurut kepercayaan. Yang pasar itu ada yang kios pabrikan ada yang cuma jual bahan baku. Saat ini kurang lebih ada 60 anggota [Kojai],” papar Suwarsi.

Selain itu, untuk menyokong Destinasi Wisata Jamu Nguter, Pemkab Sukoharjo bersama perusahaan swasta, pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) jamu membuka Kafe Jamu.

Kafe Jamu yang terletak di Pasar Jamu Nguter ini pun menjadi kafe jamu pertama di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya