SOLOPOS.COM - BBN Airlines Indonesia akan mengudara di Tanah Air. (Istimewa)

Solopos.com, JAKARTA – Bisnis  penerbangan Tanah Air tampaknya akan  kian ramai dengan kedatangan satu maskapai baru bernama BlueBird Nordic (BBN) Airlines Indonesia. Sekilas, nama maskapai tersebut mirip dengan perusahaan taksi di RI.

Melansir informasi pada laman resminya, dikutip Senin (11/9/2023), BBN Airlines Indonesia merupakan entitas anak dari Avia Solutions Group atau ASG yang bergerak di jasa aircraft, crew, maintenance, and insurance (ACMI), penyewaan pesawat atau charter, dan penerbangan kargo.

Promosi Sistem E-Katalog Terbaru LKPP Meluncur, Bisa Lacak Pengiriman dan Pembayaran

Kesiapan operasional BBN Airlines Indonesia masuk pada 3 sektor tersebut di Indonesia ditandai dengan terbitnya Sertifikat Operator Pesawat Udara atau Air Operation Certificate (AOC) untuk perusahaan pada 31 Agustus 2023. Sertifikat penerbangan komersial diterbitkan oleh Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

Chairman BBN Airlines Indonesia Martynas Grigas menjelaskan, sertifikat AOC tersebut merupakan bentuk komitmen dan kesiapan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan penerbangan masyarakat Indonesia.

Grigas mengatakan, perusahaan telah melihat tingginya permintaan masyarakat Indonesia terhadap moda transportasi udara. Tingginya permintaan ini terutama terjadi pada periode high season seperti pada masa ibadah umrah, haji, lebaran, dan masa libur lain.

“Kami percaya ini merupakan kesempatan yang baik bagi BBN Airlines Indonesia untuk memberi dukungan kepada maskapai, sektor logistik, dan penyedia jasa perjalanan sehingga mereka dapat memberi pelayanan yang cepat, aman, nyaman, dan dapat diandalkan,” jelas Grigas dalam keterangan tersebut.

Setelah penerbitan sertifikat tersebut, BBN Airlines Indonesia akan mengoperasikan 2 armada pesawat jenis Boeing 737-800F untuk pelayanan angkutan barang. Perusahaan menargetkan dapat mengoperasikan 9 pesawat untuk layanan kargo dan penumpang hingga akhir 2023 ini.

Grigas menjelaskan, layanan ACMI yang ditawarkan perusahaan masih jarang ditemukan di pasar Asia. BBN Airlines Indonesia menawarkan layanan wet-lease maupun mixed-crews atau damp lease yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan. BBN Airlines Indonesia dapat menyediakan tambahan pesawat kepada pelanggan, sementara pemberi sewa (lessor) bertanggung jawab atas pesawat, kru, pemeliharaan, dan asuransi pesawat.

Selanjutnya, pelanggan atau penyewa akan bertanggung jawab terhadap aspek-aspek operasional lainnya, seperti bahan bakar dan layanan penanganan darat. Selanjutnya, BBN Airlines Indonesia juga melayani penyewaan pesawat atau charter. Grigas menjelaskan, sektor ini menjawab kebutuhan para pelancong di Indonesia yang memiliki kebutuhan dan persyaratan yang unik.

“BBN Airlines Indonesia menyediakan layanan charter yang dapat sepenuhnya disesuaikan dengan kebutuhan pribadi pelanggan,” jelasnya.

Terakhir, adalah sektor kargo yang menurut perusahaan dibutuhkan seiring dengan peningkatan volume pengiriman barang e-commerce baik di Indonesia maupun secara global. Kebutuhan pengiriman barang yang andal serta mencakup daerah Sabang hingga Merauke membutuhkan pesawat kargo yang cepat dan aman. “BBN Airlines menyediakan beberapa pilihan rute dan jadwal pengiriman yang fleksibel,” ujarnya.

Merger Maskapai Penerbangan Pemerintah

Di sisi lain, pemerintah berencana akan melakukan merger tiga maskapai pelat merah. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, menjamin merger pada tiga maskapai penerbangan milik pemerintah tidak akan berdampak pada perubahan segmen pasar pada masing-masing perusahaan.

Erick menjelaskan, setelah merger tersebut selesai ketiga maskapai tersebut nantinya akan tetap melayani penumpang sesuai dengan target pasarnya. Dia memastikan Garuda Indonesia (GIAA), Citilink, dan Pelita Air tidak akan saling mengambil segmen pasar masing-masing.

Dia menjelaskan Garuda Indonesia akan melayani segmen pasar penumpang kelas premium. Kemudian, Pelita Air melayani pasar ekonomi premium, sedangkan Citilink akan melayani segmen low cost carrier (LCC).

“Jadi nanti antara ketiganya akan complementary, tidak saling mengkanibal,” kata Erick dalam Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta pada Kamis (31/8/2023) seperti dilansir Bisnis.

Adapun, salah satu tujuan merger ketiga maskapai tersebut adalah untuk meningkatkan jumlah pesawat yang beroperasi di Indonesia. Erick memaparkan, jumlah pesawat yang beroperasi di Indonesia lebih rendah dibandingkan dengan kondisi di AS.

Dia menuturkan, Negeri Paman Sam memiliki sekitar 330 juta penduduk dengan pendapatan domestik bruto (PDB) US$40.000 dilayani sebanyak 7.200 pesawat. Sementara itu, jumlah pesawat yang beroperasi di Indonesia saat ini adalah sekitar 500 unit untuk melayani 280 juta orang dengan PDB US$4.700.

“Kalau kita ambil 10 persennya saja, berarti Indonesia harus punya 720 pesawat. Hari ini, pesawat di Indonesia ada sekitar 500 unit dan belum kembali ke level sebelum pandemi,” ujar Erick. Dari total tersebut, jumlah armada pesawat maskapai pelat merah adalah sekitar 140 unit.

Erick memerinci, Garuda Indonesia memiliki 60 pesawat yang beroperasi, sementara Citilink memiliki sekitar 50 armada. Kemudian, Pelita Air saat ini memiliki sebanyak 9 unit pesawat yang kedepannya akan ditingkatkan menjadi sekitar 20 unit.

Sebelumnya, pemerhati penerbangan Alvin Lie menilai, rencana merger antara tiga maskapai BUMN tersebut akan berdampak pada pengelolaan perusahaan yang lamban dan sulit bersaing dengan pemain lain di industri penerbangan.

Dia mengatakan, perusahaan seperti Garuda Indonesia yang terbilang sudah cukup besar akan semakin masif jika dimerger dengan Citilink dan Pelita Air. “Organisasi bisnis yang besar itu tidak akan gesit dan lamban dalam merespons dinamika persaingan industri,” jelas Alvin.

Selain itu, Alvin juga mempertanyakan nasib para kreditur Garuda Indonesia. Pasalnya, GIAA juga baru saja menyepakati komitmen restrukturisasi penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) dengan para kreditur berjangka waktu 20 tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya