SOLOPOS.COM - Ilustrasi Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). (Dok/JIBI/Bisnis)

Solopos.com, JAKARTA — Setelah menembus level 5.100 pada pembukaan perdagangan Selasa (9/6/2020), Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG terpuruk. Penguatan selama beberapa hari cenderung melambat dan berakhir terkoreksi 0,7 persen di level 5.035.

Kurang dari 10 menit sejak dibuka pada Selasa 09.07 WIB, total transaksi di Bursa Efek Indonesia (BEI) mencapai Rp1,5 triliun. Sementara, jumlah frekuensi perdagangan 82.811 kali. Lantaran itu, IHSG pun melesat 1,22 persen ke level 5.131.

Promosi Sistem E-Katalog Terbaru LKPP Meluncur, Bisa Lacak Pengiriman dan Pembayaran

Namun, pada penutupan perdagangan sesi I, IHSG yang menembus level 5.100 cenderung lesu dan hanya mencatatkan kenaikan 0,22 persen atau 11,33 poin menjadi 5.081,88.

BPK: Hati-Hati Anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional bisa Jadi Century Jilid II

Pada sesi II atau penutupan perdagangan harian, IHSG terpuruk 0,7 persen atau 35,5 poin menjadi 5.035,05. Sepanjang hari ini, IHSG bergerak di rentang 5.023,77-5.139,41.

257 Saham Melemah

Total nilai transaksi perdagangan saham mencapai Rp11,65 triliun dengan frekuensi 933.570 kali transaksi. Terpantau 201 saham menguat, 257 saham melemah, dan 127 saham stagnan.

Adapun saham yang ditransaksikan dengan nilai terbesar adalah saham-saham big caps seperti BBRI (nilai saham turun -2,73 persen) sebesar Rp831,9 miliar dan BBNI (+0,62 persen) Rp707,1 miliar.

Pengelola Sikapi Larangan Anak Masuk Mal di Solo, Siap Laksanakan tapi Bingung!

Selain itu, saham BBCA (-1,61 persen) Rp589 miliar, TLKM (-2,79 persen) Rp550,6 miliar, dan BBTN (-0,43 persen) Rp397,3 miliar.

Head of Research MNC Sekuritas, Thendra Chrisnanda, mengatakan penguatan yang terjadi selama dua pekan terakhir cukup tinggi dan potensi penguatan IHSG dinilai sudah relatif terbatas di level 5.100.

Menurut Thendra, hal itu disebabkan peningkatan IHSG lebih dikarenakan faktor likuiditas bukan faktor fundamental atau lainnya. Dengan demikian, kondisi tersebut akan dibatasi oleh relatif jenuh belinya atau overbought saat ini.

Toko Candi Elektronik Solo Sedang Direnovasi Malah Ludes Terbakar

Khawatir Gelombang Kedua Covid-19

“Di mana kami meninilai risk lebih besar dari reward,” katanya kepada Bisnis.com, Selasa (9/6/2020).

Lebih lanjut, IHSG sangat rentan terpuruk akibat aksi profit taking alias ambil untung. Selain itu, estimasi pendapatan emiten-emiten pada kuartal II/2020 yang diprediksi buruk dapat menjadi faktor pembeban pergerakan IHSG ke depan.

Buruh di Prambanan Klaten Positif Covid-19, 30 Orang Kontak Fisik Ikuti Rapid Test

“Selain itu kami mencermati juga potensi meningkatnya kembali ketegangan geopolitik dan ancaman atas gelombang kedua Covid-19,” imbuh dia.

MNC Sekuritas merekomendasikan investor untuk sell on strength dengan peningkatan yang saat ini terjadi. Investor juga sebaiknya dapat bijak menjaga level cash untuk antisipasi pembalikan arah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya