Bisnis
Senin, 22 November 2021 - 19:20 WIB

Serikat Pekerja Minta Menteri BUMN Evaluasi Direksi Garuda Indonesia

Rahmi Yati  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pesawat Garuda Indonesia berada di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten. (JIBI/Bisnis Indonesia/Suselo Jati)

Solopos.com, JAKARTA — Serikat Karyawan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (Sekarga) menilai Menteri BUMN Erick Thohir perlu melakukan evaluasi terhadap kinerja Direksi Garuda Indonesia (GIAA) saat ini.

Ketua Harian Dewan Pimpinan Pusat Sekarga Tomy Tampatty mengatakan evaluasi tersebut perlu dilakukan menyikapi pernyataan Ketua Komisi VI DPR Faisol Riza yang mengatakan bahwa pemerintah bisa membantu penyelamatan GIAA dari ancaman kepailitan.

Advertisement

Tomy berpendapat pemerintah ragu karena melihat tidak adanya skema yang jelas dari manajemen termasuk rencana bisnis ke depan.

Baca Juga: AirAsia Buka Lagi 9 Rute Domestik Mulai Desember, Catat Daftarnya

“Kami berharap Menteri BUMN dapat melakukan evaluasi terhadap kinerja Direksi Garuda Indonesia saat ini, evaluasi ini sangat penting dilakukan demi untuk menjaga kelangsungan Garuda Indonesia,” ujarnya, Senin (22/11/2021) seperti dilansir Bisnis.com.

Advertisement

Tomy menyebut Wakil Ketua MPR Syarief Hasan juga meminta agar pemerintah mampu bersikap profesional dengan menempatkan SDM yang kompeten di berbagai BUMN seperti Garuda Indonesia, sehingga dapat terus tumbuh dan tidak terkontaminasi dengan hal-hal yang berbau politik.

Dia menuturkan, sebelum adanya sorotan dari pimpinan lembaga tinggi negara tersebut, di internal Garuda Indonesia sudah ada kritik dari salah satu Dewan Komisaris pada 2 Juni 2021 yang isinya menyoroti kinerja Direksi yang tidak melakukan beberapa poin penting.

Baca Juga: Ojol Turun ke Jalan Ingin Ongkir Tetap Rp8.000, Ini Tanggapan Gojek

Advertisement

Dia memerinci, poin yang dimaksud antara lain tidak adanya penghematan biaya operasional, tidak adanya informasi mengenai cara dan narasi negosiasi dengan lessor, tidak adanya evaluasi/perubahan rute penerbangan yang merugi, dan cash flow manajemen yang tidak dapat dimengerti.

“Kami di internal Garuda Indonesia juga meragukan hal yang sama seperti apa yang diragukan oleh kedua pimpinan lembaga tinggi negara dan salah satu Dewan Komisaris,” tutupnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif