SOLOPOS.COM - Ilustrasi pengecer solar (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO–Meski telah dilarang, penjual bahan bakar minyak (BBM) eceran masih terus berjualan.

Mayoritas SPBU di Kota Solo telah tegas membatasi pembelian BBM dengan jeriken. Namun, penjual BBM eceran tak kehilangan akal.

Promosi Layanan Internet Starlink Elon Musk Kantongi Izin Beroperasi, Ini Kata Telkom

Seusai harga BBM bersubsidi naik, harga eceran per liter BBM jenis Pertalite eceran kini mencapai Rp12.000 per liter. Namun, penjual BBM eceran tetap optimis BBM eceran tetap laris.

Salah satunya, AP, 23, warga Kelurahan Kadipiro, Kecamatan Banjarsari. Setelah harga BBM bersubsidi naik, ia kini menjual Pertalite eceran Rp12.000 per liternya. Meski ia tak bisa mengulak dengan jeriken, APA menggunakan tangki sepeda motornya untuk menampung BBM. Kemduian ia jual kembali.

“Sudah Rp12.000 per liter ya. Karena belinya aja sudah Rp10.000,” kata dia saat diwawancara Solopos.com, Selasa (6/9/2022).

AP menambahkan meski harga Pertalite melejit ia optimistis masyarakat sekitar tetap akan membeli. Pasalnya, AP yakin BBM eceran tetap dibutuhkan oleh masyarakat. Misalnya mereka yang butuh isi BBM saat dalam kondisi darurat, berangkat kerja, berangkat sekolah.

“Optimistis [laris]. Karena enggak semua mau beli antre. Kalau keburu-buru tetap mau eceran,” imbuhnya.

Kedua, ia yakin masyarakat yang jauh dari SPBU juga akan memilih membeli BBM eceran. Belum lagi bila ternyata SPBU yang dituju antreannya mengular.

“Enggak semua dekat [dengan SPBU] dan mau ngantre,” tutur dia.

Penelusuran Solopos.com, penjual BBM Pertalite eceran di Jl Ir Sutami, Jebres dan Jl Lumban Tobing, Setabelan juga telah menjual Pertalite eceran Rp12.000 per liternya.

Berbeda dengan DG, 22, penjual BBM eceran yang beralamat di Kelurahan Wonosari Gondangrejo Karanganyar. Ia menjual BBM jenis Pertalite Rp11.000 per liternya.

Ia sengaja tak menjual Rp12.000 per liter sebab kebanyakan pembeli di tempatnya adalah para petani yang menggunakan BBM untuk pengoperasian mesin, serta warung yang membutuhkan BBM untuk dijual kembali.

“Paling murah eceran Rp11.000 per liter karena yang beli ya tani, orang kulakan dijual lagi. Kalau saya beri Rp12.000 dari saya ya kasihan,” kata DG saat ditanya Solopos.com.

Saat harga Pertalite bersubsidi masih di angka Rp7.650 per liternya, DG menjual Rp9.000 per liternya. Ia hanya mengambil untung Rp1.500 per liter.

Usai harga BBM bersubsidi naik, ia hanya mengambil untung Rp1.000 per liternya. Karenanya, DG yakin masyarakat tetap akan membeli BBM di warungnya.

“Yakin. Kan murah itu dibanding eceran lain. Saya juga memang tidak ingin mahal-mahal banyak dari mereka tidak tahu pakai barcode lah aplikasi MyPertamina. Jadi kasihan,” tutur dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya