SOLOPOS.COM - Ilustrasi bisnis properti. (Istimewa/Freepik)

Solopos.com, SOLO – Industri properti diyakini mampu menggerakkan perekonomian daerah sekaligus menyerap ribuan tenaga kerja. Para pengembang atau developer perumahan didorong agar memperkuat sinergitas dengan perbankan atau lembaga keuangan guna mendorong sektor properti di Soloraya terus tumbuh.

Ketua REI Komisariat Soloraya, S.S. Maharani, mengatakan industri properti mampu menggerakkan perekonomian daerah di tengah gerusan pandemi Covid-19. Kini, sektor properti mulai bangkit secara perlahan-lahan pascapandemi.

Promosi Sistem E-Katalog Terbaru LKPP Meluncur, Bisa Lacak Pengiriman dan Pembayaran

“Industri properti memiliki multiplier effect yang luar biasa bagi sektor usaha lain, termasuk memberikan kontribusi terhadap perekonomian daerah. Ada banyak pekerja yang terserap dalam pembangunan perumahan,” kata dia, Jumat (19/5/2023).

Rani, sapaan akrabnya, menyebut penjualan rumah subsidi melalui skema kredit kepemilikan rumah (KPR) didominasi pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Beragam kemudahan dalam kepemilikan rumah diberikan perbankan dan lembaga keuangan untuk pelaku UMKM sejalan dengan program rumah subsidi yang digulirkan pemerintah.

Karena itu, para pengembang atau developer perumahan harus memperkuat sinergitas dengan perbankan dan lembaga keuangan yang memberikan pembiayaan kepemilikan rumah bagi kelompok masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). “Perbankan menjadi mitra strategis pengembang dalam mengerjakan proyek pembangunan rumah,” ujar dia.

Pemerintah didorong untuk memberikan beragam stimulus yang berimplikasi pada tren harga properti yang meningkat. Pemerintah sempat menggulirkan insentif pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) pada tahun lalu. Hal ini mendorong masyarakat maupun calon investor untuk membeli rumah tapak, rumah toko (ruko) atau apartemen.

“Industri properti tidak terpengaruh dengan laju inflasi yang tinggi atau ancaman tekanan ekonomi global. Sektor properti bisa bertahan di tengah badai pandemi selama dua tahun.”

Sementara itu, Wakil Ketua Bidang Perizinan dan Regulasi REI Jawa Tengah, Bambang Sriyanto, mengatakan sektor pekerja informal mendapat porsi lebih besar kepemilikan rumah melalui KPR skema fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP). Saat ini, banyak pedagang di pasar tradisional dan pedagang kaki lima (PKL) yang mendapatkan akses KPR subsidi demi mendapatkan hunian yang layak. Angsuran rumah subsidi, menurut Bambang, cukup terjangkau yakni di bawah Rp1juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya