SOLOPOS.COM - Sebuah laptop dari pabrik cokelat Cadbury yang terkena ransomware petya. (Istimewa/Twitter/Leon Compton ).

Solopos.com, SOLO — Founder perusahaan manufaktur PT Indotech Trimitra Abadi, Antonius Agung Nugroho, mengatakan perusahaannya selama ini tidak pernah mendapatkan serangan ransomware ataupun serangan digital lainnya.

“Kami tidak pernah diserang, dan kami juga menjaga kerahasiaan data pegawai maupun klien ya, share data hanya ke lembaga kredensial yang terjamin sama-sama mampu menjaga kerahasiaan data, seperti pajak, perbankan, dan instansi terpercaya lain,” papar Antonius saat ditemui Solopos.com, Jumat (19/5/2023).

Promosi Layanan Internet Starlink Elon Musk Kantongi Izin Beroperasi, Ini Kata Telkom

Hanya, Antonius mengatakan beberapa kali menjadi jaminan pinjaman online yang dilakukan mantan pegawai mereka. Dia mengaku permintaan sebagai jaminan itu tidak disertai persetujuan pihak perusahaan.

Saat menjadi penjamin pinjol, muncul spam telepon maupun email menagih utang, hingga akhirnya mereka mengabarkan bahwa peminjam tidak bekerja di tempat mereka lagi.

Sejak saat itu, perusahaan Antonius selalu mengabarkan terlebih dahulu mengenai mantan pegawai yang sudah tidak lagi bekerja dengan mereka.

Kerentanan terhadap serangan digital juga dialami oleh penjual ponsel, Bagus Gunawan. Pemilik counter ponsel Gun Cell tersebut mengaku sudah sering mendapat spam phising. Namun serangan tidak melalui email.

“Kalau email saya jarang, lebih sering dapat link dari chat WA berkedok mendapat hadiah, voucher, atau mengaku dari bank. Namun saya sudah hapal jadi bisa saya hindari,” papar Bagus.

Bagus mengatakan tantangan zaman sekarang memang lebih sulit karena duit memang disimpan di bank tetapi semua akun yaitu mbanking, email, dan akun pendukung lainnya ada di satu perangkat.

Menurut Bagus, sekali suatu perangkat terkena serangan maka keamanan data bisa rentan.

Sebelumnya, Solopos.com mendapatkan data dari Fortinet bahwa industri manufaktur rentan mendapat serangan ransomware sepanjang tahun lalu. Survei melibatkan 569 pimpinan keamanan siber dari 31 lokasi di seluruh penjuru dunia, termasuk Amerika Serikat, Inggris, Perancis, India, Jepang, Timur Tengah, dan negara-negara Afrika.

Responden survei berasal dari berbagai industri, seperti manufaktur (29%), teknologi (19%), transportasi (12%), dan kesehatan (11%).

Sementara itu, melansir data Laporan Bulanan Publik Hasil Monitoring Keamanan Siber Desember 2022 dari BSSN, terjadi 26.228.777 anomali trafik di Indonesia sepanjang Desember 2022.

Jumlah anomali tertinggi pada 2 Desember 2022 sebesar 1.073.635 anomali trafik. Anomali paling banyak adalah malware dengan jumlah 15.828.804 anomali dengan status anomali paling banyak berupa upaya (attempt) sebesar 20.8%.

Lima situs web malware paling banyak menyerang antara lain PhisingSite Other Malware, MyloBot Botnet, Generic Trojan RAT, Microsoft Windows SMB Server Information Disclosure Vulnerability, dan MiningPool Mining Virus.

Sepanjang tahun 2022 terjadi 16.882 kasus email phising di Indonesia selama Desember 2022 dengan paling banyak terjadi pada email pribadi. File yang terdeteksi pada email phising tersebut didominasi oleh file berekstensi .pdf.

Sebanyak lima subjek email tertinggi menunjukkan judul-judul yang berhubungan dengan pelayanan, industri, dan hal lainnya yang berhubungan dengan pekerjaan.

Pengiriman email phising lebih banyak saat di luar jam kerja atau jam dinas dibandingkan saat jam kerja atau jam dinas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya