Bisnis
Rabu, 18 Oktober 2023 - 22:29 WIB

Sepekan Setelah TikTok Shop Tutup, PGS dan Pasar Klewer Tetap Sepi Pengunjung

Dhima Wahyu Sejati  /  Muh Khodiq Duhri  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Seorang penjual di Pasar Klewer Solo sedang duduk menunggu pembeli datang, Rabu (18/10/2023). (Solopos.com/Dhima Wahyu Sejati)

Solopos.com, SOLO — Sejumlah pasar tekstil di Solo seperti Pusat Grosir Solo (PGS) dan Pasar Klewer Solo terpantau sepi meski Tiktok Shop tutup per 4 Oktober 2023 lalu.

Pantauan Solopos.com di lokasi, Rabu (18/10/2023), sekitar pukul 09.30 WIB tampak di lantai dasar PGS, pengunjung belum banyak yang terlihat. Pemandangan serupa juga ditemui di lantai I dan lantai II. Banyak pedagang yang hanya duduk-duduk sambil menunggu pembeli. Sesekali para pelanggan melirik dan menawarkan produk yang mereka jual.

Advertisement

Setelah menyusuri ruko ke ruko di PGS, baru sekitar pukul 11.00 WIB sampai 12.00 WIB terlihat ada peningkatan jumlah pengunjung. Terlihat banyak rombongan keluarga yang berkeliling untuk melihat-lihat koleksi produk. Penjaga Toko Pakaian PJP di Blok C1, Moyo, mengatakan penutupan Tiktok Shop tidak terlalu berpengaruh terhadap jumlah kunjungan di PGS. Menurutnya memang pada hari-hari biasa atau hari kerja PGS lebih sepi.

Suasana Pusat Grosir Solo (PGS) tampak sepi pengunjung, Rabu (18/10/2023). (Solopos.com/Dhima Wahyu Sejati)

“Tetap sama aja, sini itu ramainya hanya Sabtu-Minggu, ya hari-hari biasa seperti ini. Sepi semua ini,” kata dia ketika ditemui Solopos.com, Rabu (18/10/2023). Dia mengatakan keseharian memang sudah cukup sepi kecuali hari-hari besar. Pada lebaran tahun ini misal, dia menyebut banyak pengunjung luar kota yang hadir dan berbelanja ke tokonya.

Advertisement
Suasana Pusat Grosir Solo (PGS) tampak sepi pengunjung, Rabu (18/10/2023). (Solopos.com/Dhima Wahyu Sejati)

“Tetap sama aja, sini itu ramainya hanya Sabtu-Minggu, ya hari-hari biasa seperti ini. Sepi semua ini,” kata dia ketika ditemui Solopos.com, Rabu (18/10/2023). Dia mengatakan keseharian memang sudah cukup sepi kecuali hari-hari besar. Pada lebaran tahun ini misal, dia menyebut banyak pengunjung luar kota yang hadir dan berbelanja ke tokonya.

Moyo mengatakan dalam sehari Toko Pakaian PJP hanya bisa menjual sekitar lima produk. Namun, pada Sabtu dan Minggu dia mengatakan setidaknya ada lebih dari sepuluh orang yang membeli pakaian di tempatnya.

Hal senada disampaikan oleh Pengelola Toko Ilham Moslem, Aufa, yang menyebut penutupan TikTok Shop tidak terlalu berpengaruh terhadap tingkat kunjungan ke PGS. Dia mengatakan memang hari-hari kerja pengunjung PGS tidak terlalu banyak.

Advertisement

Dia mengatakan sepinya pengunjung PGS bukan karena TikTok Shop atau e-commerce lain, namun lantaran dampak Covid-19. Pusat perbelanjaan itu belum bergeliat lagi setelah pandemi yang mengharuskan semua orang tidak keluar rumah dan pilih-pilih perihal belanja pakaian.

“Sekarang belum ada pergerakan orang banyak, belum ada,” kata dia. Sedangkan sebelum pandemi menurutnya orang-orang banyak yang belanja di tempatnya. 

Aufa bercerita pada hari besar toko miliknya juga banyak pembeli. Terlebih dia memang menjual perlengkapan salat dan pakaian muslim. Dia mengatakan dalam satu pekan toko miliknya hanya bisa menjual sekitar lima pakaian saja.

Advertisement

Suasana sepi juga terasa di Pasar Klewer. Ketika menelusuri lantai 2 terlihat cukup lengang, pengunjung tidak banyak lalu lalang. Terlihat para penjual hanya saling berbincang menunggu pembeli datang.

Pemilik Toko Manten dan Tari di Pasar Klewer, Siska mengatakan pada hari biasa atau hari kerja memang Pasar Klewer cenderung sepi pengunjung. “Kalau Senin sampai Kamis itu ya begini suasananya [sepi], kalau Jumat masih mending. Ini termasuk sepi ga ada yang lewat sama sekali,” kata dia ketika ditemui di Pasar Klewer, Rabu.

Dia mengatakan Pasar Klewer ramai pengunjung dari luar kota ketika hari Sabtu dan Minggu. “Hari Sabtu sama Minggu itu ramai pengunjung, karena ramai orang piknik dari Masjid Zayed itu kan pasti langsung jujug [menuju] ke sini. Walaupun hanya mampir, tapi ya ada yang beli,” kata dia.

Advertisement

Dia juga mengatakan momentum sepinya pengunjung di Pasar Klewer ketika pandemi. Menurutnya setelah pandemi selesai, kondisi Pasar Klewer belum seramai dulu. “Dalam sehari sih penjualnya enggak mesti, kadang juga enggak laku. Tapi kalau seminggu kadang bisa lima sampai sepuluh,” kata dia. 

Siska sendiri menjual perlengkapan tari dan pernikahan adat Jawa seperti blangkon, selendang, beskap dan semacamnya. Dia mengatakan memang perlengkapan tari ataupun manten adat Jawa tidak terlalu diminati jika dibandingkan produk daster atau baju motif batik.

“Kalau batik dan daster itu Sabtu Minggu pasti jadi buruan, yang dari Masjid Zayed itu kan ibu-ibu. Tapi kalau kaya gini keluar [terjual] tapi paling satu dua orang aja,” kata dia.

Seperti pengujung asal Jakarta, Edi yang datang bersama keluarganya mengunjungi Pasar Klewer dan PGS untuk membeli baju motif batik. Dia mengatakan berkeliling membeli baju motif batik untuk dipakai sehari-hari dan acara formal. “Tadi dari Klewer ada yang kurang, terus ke seni katanya jual batik juga,” kata dia.

Pengamat sekaligus Akademisi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UNS Solo, Nurul Istiqomah, menilai saat ini memang daya beli masyarakat masih rendah. “Karena kondisi perekonomian belum stabil dan meningkat seperti yang diinginkan oleh pemerintah sehingga daya beli masyarakat masih rendah,” kata dia melalui WhatsApp.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif