SOLOPOS.COM - Sepatu bekas bermerek diimpor dari Thailand atau Singapura dan masuk ke Batam untuk selanjutnya dijual ke penjaja sepatu bekas impor dan dibeli masyarakat. (Solopos.com/Maymunah Nasution).

Solopos.com, JAKARTA — Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) masih kelimpungan dengan maraknya produk impor ilegal sepatu yang membanjiri pasar domestik.

Padahal, kebijakan larangan dan pembatasan (lartas) impor telah diberlakukan. Direktur Eksekutif Aprisindo Firman Bakri mengatakan barang-barang palsu atau KW, barang impor yang tidak bayar pajak, dan barang impor under inovice dengan harga sangat murah dan impor sepatu bekas.

Promosi Jelang HUT ke-59, Telkom Gelar Customer Gathering hingga Beri Bantuan ke UMKM

“Kami ingin mengingatkan pemerintah, pada lebaran lalu kita sudah mengalami penurunan penjualan karena produk-produk impor ilegal,” kata Firman, Rabu (22/5/2024), dilansir Bisnis.com.

Menjelang tahun ajaran baru sekolah atau momentum back to school, Aprisindo tak ingin lagi pangsa pasar sepatu domestik direbut oleh produk impor ilegal.

Untuk itu, pemerintah perlu segera menertibkan barang-barang ilegal di pasar dalam negeri. Dia meminta pemerintah kembali memberantas produk thrifting atau sepatu bekas impor sebagaimana sempat dilakukan pada Lebaran 2023.

Proses sidak thrifting kala itu disebut berhasil menggenjot belanja sepatu dalam negeri.

“Kami juga memiliki data apa yang dilakukan pemerintah pada 2018. Pada 2018 data menunjukkan adanya penurunan impor ilegal yang sangat signifikan, sehingga kami harap apa yang sudah dilakukan pada 2018 dan 2023 yang lalu dapat direplikasi kembali,” tuturnya.

Sebagai informasi, impor ilegal sepatu disebut dapat terlihat dari selisih data impor dan ekspor produk alas kaki, salah satunya berdatangan dari China.

Data impor Indonesia dari China menurut Badan Pusat Statistik (BPS) tercatat senilai US$484,3 juta pada 2022.

Sedangkan, data ITC menunjukkan ekspor alas kaki China ke RI senilai lebih dari US$1,2 miliar. Hal yang sama pun terjadi pada tahun 2021, di mana data BPS impor alas kaki (HS 64) ke China sebesar US$369,6 juta.

Sementara itu, ekspor China ke RI menurut ITC senilai hampir US$800 juta. “Kita berharap penegakan hukum dan pemusnahan barang-barang yang sudah terlanjur masuk ke pasar dalam negeri dan dijual dengan harga murah yang telah merubah ‘perilaku konsumen kita’ yang seolah konsumen brand minded,” tuturnya.

Pasalnya, brand lokal maupun produsen lokal besar hingga kecil yang berorientasi pasar domestik tengah mengalami penurunan.

Bahkan kapasitas industri nasional untuk pasar domestik telah menurun hingga tersisa 30%.

“Untuk itu kami mohon dapat segera dilakukan pengawasan terhadap barang beredar baik yang diperjualbelikan secara offline maupun online,” pungkasnya.

 

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul “Impor Ilegal Sepatu Bayangi RI Meski Bolak-balik Revisi Lartas”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya