Bisnis
Jumat, 30 Desember 2022 - 18:42 WIB

Sentil OJK dan BEI, Wapres Sebut Perlindungan Investor Ritel Masih Kurang

Iim Fathimah Timorria  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Wakil Presiden Ma'ruf Amin dalam acara Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2022, Jumat (30/12/2022). (idxchannel)

Solopos.com, JAKARTA — Wakil Presiden Ma’ruf Amin memperingatkan agar Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bursa Efek Indonesia (BEI) meningkatkan pengawasan dan perlindungan para investor agar kepercayaan terhadap pasar modal Indonesia semakin meningkat.

Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengatakan perlu adanya antisipasi terhadap situasi perekonomian global akan ancaman perlambatan perekonomian. Ia mengatakan negara-negara mitra dagang Indonesia harus menjadi fokus dalam mengantisipasi potensi ini.

Advertisement

Ma’aruf mengatakan aktivitas pasar modal cukup bergairah dengan pertumbuhan 4,09 persen sepanjang 2022. Namun, ia mengingatkan agar optimisme pasar harus tetap diikuti dengan kewaspadaan dan kehati-hatian.

“Pihak regulator dan pengawas pasar modal baik OJK maupun BEI agar lebih meningkatkan pengawasan dan perlindungan bagi investor sehingga kepercayaan investor akan semakin tinggi terhadap pasar modal indonesia,” ujar Ma’ruf dalam acara Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2022, Jumat (30/12/2022) seperti dilansir Bisnis.

Advertisement

“Pihak regulator dan pengawas pasar modal baik OJK maupun BEI agar lebih meningkatkan pengawasan dan perlindungan bagi investor sehingga kepercayaan investor akan semakin tinggi terhadap pasar modal indonesia,” ujar Ma’ruf dalam acara Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2022, Jumat (30/12/2022) seperti dilansir Bisnis.

Demi menjaga laju perekonomian Indonesia, Ma’aruf mengatakan pemerintah akan fokus menjaga level konsumsi domestik dan daya beli masyarakat. Selain itu, hilirisasi pemberdayaan UMKM, pengembangan ekonomi digital, dan ekonomi hijau menjadi penting untuk mencapai pertumbuhan berkelanjutan.

Baca Juga: Investor Pasar Modal Tembus 10,3 Juta Orang, Milenial dan Gen Z Mendominasi

Advertisement

“Mengindikasikan semakin meningkatnya kepercayaan dan optimisme pelaku usaha,” ujar Ma’aruf. Ma’aruf juga mengatakan sinergi antara pemerintah, Bank Indonesia (BI), Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), dan OJK harus diperkuat untuk menjaga sektor keuangan. Adapun peranan LPS dalam penjaminan asuransi akan lebih meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap industri asuransi nasional.

Ma’aruf berharap kinerja pasar modal Indonesia dapat tumbuh positif pada tahun 2023 seiring banyaknya perusahaan akan melakukan penawaran umum perdana atau (Initial Public Offering (IPO). Hal ini termasuk sektor UMKM yang akan naik kelas, dan berkembangnya penawaran efek melalui dana berbasis teknologi dan informasi.

Baca Juga; Perdagangan Terakhir Tahun Ini, IHSG Diharap Bisa Tembus 7.000

Advertisement

Penuh Tantangan

Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman mengatakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bergerak di zona positif sepanjang tahun 2022. Adapun per 29 Desember 2022 IHSG tercatat berada pada level 6.860,08 atau naik 4,23 persen dibanding tahun 2021.

“Kita semua dapat melewati tahun 2022 ini dengan sangat baik, meski dihadapkan dengan berbagai skenario yang sangat kompleks dan penuh tantangan,” ungkap Iman dalam acara Penutupan Perdagangan BEI yang dipantau secara daring di Jakarta, Jumat.

Ia menyebutkan pergerakan IHSG di zona hijau selama tahun ini diikuti oleh pertumbuhan nilai kapitalisasi pasar yang meningkat lebih dari 15 persen dibanding tahun 2021 menjadi Rp9.495 triliun per 29 Desember 2022 atau setara dengan 600 miliar dolar AS.

Advertisement

Baca Juga: IHSG Berpotensi Tembus 7.000, Cermati Saham-Saham Ini

Keyakinan investasi juga masih terjaga yang tercermin dari aktivitas perdagangan di sepanjang tahun ini, khususnya rata-rata nilai transaksi perdagangan yang bertumbuh sebesar 10,1 persen per 29 Desember 2022 menjadi Rp14,7 triliun dibandingkan tahun 2021.

Pertumbuhan pesat tersebut tidak terlepas dari kebijakan tepat yang diambil pemerintah Indonesia, Bank Indonesia (BI), serta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam meredam dampak ketidakstabilan global.

Selain itu Iman menyampaikan di antara bursa ASEAN dan beberapa bursa global, Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan dari sistem kapitalisasi pasar, rata-rata nilai transaksi harian, serta pencatatan saham. Di ASEAN maupun global, pasar modal cenderung mengalami kontraksi pertumbuhan, seperti di Singapura, Korea Selatan, China, bahkan Jerman.

“Semoga seluruh capaian positif ini dapat bermanfaat tidak hanya bagi pasar modal Indonesia, namun juga bagi stabilitas dan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depannya,” ujar Iman.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif