SOLOPOS.COM - Salah satu kawasan peruntukan industri (KPI) yang terletak di Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar, Kamis (12/10/2023).(Solopos.com/Gigih Windar Pratama).

Solopos.com, KARANGANYAR — Bagi beberapa warga Karanganyar, banyaknya kawasan industri yang tersebar di beberapa kecamatan sangat membantu mereka dalam menambah penghasilan. Apalagi, pengembangan industri membuat lapangan pekerjaan selalu tersedia dengan gaji yang bersaing.

Meski begitu, mereka mengatakan saat ini cukup waswas terutama dengan kondisi industri tekstil yang sedang goyah dalam beberapa tahun terakhir. Selain itu, banyaknya industri juga membuat mereka khawatir terhadap keamanan di jalan raya.

Promosi Telkom Dukung Pemulihan 82,1 Hektare Lahan Kritis melalui Reboisasi

Salah satu pekerja pabrik dari Jaten, Karanganyar, Bagus Catur Pamungkas, 27, mengatakan menjamurnya industri di Karanganyar memudahkannya mencari pekerjaan.

Ia menyebut, saat ini tidak sulit untuk mencari kerja di kawasan industri. Bahkan, Bagus mengatakan akan ada beberapa pabrik baru yang bisa menyerap hingga ribuan pekerja.

“Kalau ada industri jelas memudahkan buat mendapatkan pekerjaan. Setiap hari itu selalu ada lowongan untuk buruh dan pekerja pabrik baik itu mandor atau staff. Asalkan enggak ada masalah kriminal atau bermasalah di pabrik lain kemungkinan diterimanya cukup besar, bahkan katanya ada beberapa pabrik lagi yang baru dibuat di daerah Kebakkramat,” ulasnya saat ditemui Solopos.com, Kamis (12/10/2023).

Khawatir Perusahaan Tekstil Limbung

Meski kesempatan bekerja selalu tersedia, Bagus mengatakan, saat ini kondisi tekstil yang sedang limbung juga berpengaruh. Ia menilai, saat ini ada beberapa perusahaan yang melakukan PHK karena tidak mampu membayar gaji.

“Jelas waswas juga kadang-kadang karena yang di PHK atau dirumahkan juga banyak, karena memang perusahaan sedang efisiensi. Tapi kalau di PHK rata-rata semua dapet pesangon tergantung lama bekerja dan jabatan terakhirnya apa,” kata dia.

Kekhawatiran yang sama juga dirasakan oleh Ahmad Wardoyo, 33. Ia mengatakan saat ini banyak industri tekstil yang kesulitan membayar upah bahkan tunjangan hari raya (THR). Ahmad juga melihat kawasan peruntukan industri juga cukup seram di malam hari.

“Kalau dari rasan-rasan dengan teman-teman yang lain memang banyak industri tekstil yang sedang kesulitan buat bayar karyawan karena kondisi ekonomi perusahaan. Meskipun ya memang masih banyak yang buka lapangan pekerjaan seperti di beberapa gudang atau industri di daerah Jaten dan Colomadu. Sama kalau malam sekarang lumayan was-was karena gelap dan lawannya truk,” ulasnya.

Diberitakan sebelumnya, Ketua Apindo Jawa Tengah Frans Kongi dalam sambutan acara Musyawarah Kota (Muskot) ke-10 DPK Apindo Solo, di Tumurun Private Museum, Senin (9/10/2023), mengatakan pihaknya selalu mewanti-wanti perusahaan agar tidak melakukan PHK terhadap karyawannya meskipun kondisi perusahan sedang sulit.

“Saya selalu pesan kepada para teman-teman semua, jangan PHK, dirumahkan saja, lakukan negosiasi dengan serikat buruh untuk pembayaran gajinya. Karena sewaktu-waktu akan butuh tenaga kerja lagi, ketika industri membaik. Bisnis itu kan selalu naik turun, kalau bisnis sedang bagus kan tentu butuh tenaga kerja lagi,” ulasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya