SOLOPOS.COM - Taman Pracima atau bisa disebut Taman Pracima Tuin direncanakan akan dibuka untuk umum pada pertengahan atau akhir Januari 2023. (Solopos/Putut Hartanto)

Solopos.com, SOLO – Business and leisure tourism di Kota Solo memiliki prospek untuk menggerakkan sektor lain sehingga mampu meningkatkan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi di Soloraya. Industri perhotelan didorong agar menggandeng pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) demi mendongkrak perekonomian daerah.

Sejumlah destinasi wisata baru dipastikan dibuka untuk wisatawan umum pada Januari. Taman Pracima atau Pracima Tuin di kompleks Mangkunegaran rencana dibuka pada Sabtu (21/1/2023) besok. Destinasi wisata baru ini menawarkan sensasi seni, budaya, dan kuliner.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Disusul Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) yang kini berganti nama menjadi Solo Safari yang juga dibuka untuk masyarakat umum pada 27 Januari. “Industri pariwisata termasuk leisure tourism bersifat multiplier effect. Menggerakkan sektor lainnya mulai dari perhotelan, kuliner hingga sektor nonformal,” kata pengamat pariwisata asal Solo, BRM. Bambang Irawan, saat diwawancarai Solopos.com, Jumat (20/1/2023).

Banyaknya destinasi wisata baru yang bermunculan ditambah event-event baik nasional maupun internasional mampu melibatkan massa dalam jumlah besar. Grub band heavy metal asal Inggris, Deep Purple, bakal mengguncang Kota Bengawan saat konser musik di Solo pada Maret mendatang.

Ribuan penonton dari luar Soloraya bahkan luar negeri bakal berdatangan ke Solo. Mereka bakal menginap di hotel, memburu kuliner khas Solo hingga oleh-oleh yang dibawa pulang ke daerah asal.

“Sekarang lembaga negara dan kementerian sering menggelar pertemuan atau meeting di Kota Solo. Peserta meeting pasti menginap di hotel. Mereka juga ingin mencicipi wisata kuliner khas Solo. Saat meeting atau pertemuan, manajemen hotel bisa merangkul UMKM oleh-oleh atau cinderamata. Misalnya, peserta meeting diberi seragam batik atau oleh-oleh. Bisa dibayangkan jika peserta meeting jumlahnya 500 orang, ” kata dia.

Bambang menyampaikan sisi lain dalam pengembangan leisure tourism, terutama industri dan infrastruktur di Kota Solo. Industri perhotelan makin kompetitif baik dari sisi harga maupun pelayanan. Para pelancong bakal memilih hotel yang memberikan harga sewa kamar terjangkau tapi lokasinya tak jauh dari destinasi wisata.

Tantangan lainnya adalah peningkatan akses jalan dalam kota yang menyokong industri pariwisata tersebut. “Coba lihat di Bandung atau Jogja saat weekend. Kendaraan tak bisa bergerak karena saking ramainya. Masalah area parkir kendaraan juga masih menjadi problem. Hotel-hotel di kawasan Manahan dan Purwosari, tidak memiliki area parkir kendaraan yang memadai. Padahal, memiliki fasilitas meetings, incentives, conventions and exhibitions atau MICE,” papar dia.

Ketua Indonesia Congress and Convention Association (INCCA) Solo, Daryono menyampaikan lokasi Kota Solo cukup strategis lantaran diapit dua kawasan wisata di lereng Gunung Lawu, Karanganyar dan Selo, Boyolali. Belum lagi, pembangunan jalan tol memperkuat aksesibilitas wilayah.

Pelancong asal Jakarta dan Surabaya tak perlu lagi harus naik pesawat terbang menuju Kota Bengawan. Mereka bisa melakukan perjalanan darat dengan hitungan jam sampai di Solo. “Tahun ini, leisure tourism bakal tumbuh dan bergeliat di Kota Solo. Bila berbicara leisure, tidak bisa hanya Kota Solo melainkan daerah penyangga lain yang memiliki potensi wisata seperti Karanganyar dan Boyolali,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya