SOLOPOS.COM - Ilustrasi penjualan Minyakita. (Solopos.com-Imam Yuda S.)

Solopos.com, SOLO — Sebanyak 60.000 liter minyak goreng MinyaKita disalurkan ke masyarakat oleh Dinas Ketahanan Pangan Kota Solo dan Apical Group dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) dalam program Gerakan Pangan Murah (GPM) di Kantor Kecamatan Serengan, Solo, Rabu (22/2/2023).

Head of Government Relation & Industry Apical Group, Manumpak Manurung, mengatakan harga jual MinyaKita di GPM tersebut sebesar Rp14.000. “Ini sesuai aturan Kemendag [Kementerian Perdagangan] no 1531 tahun 2022 bahwa harga MinyaKita per kilonya Rp14.000, sedangkan di pengecer akhir Rp12.600 per liter,” papar Manumpak saat diwawancara Solopos.com.

Promosi Telkom Apresiasi Wahyu, Warrior Telkom Akses yang Viral karena Bantu Petani

Manumpak juga menegaskan stok MinyaKita masih sangat tersedia dengan peningkatan volume domestic market obligation (DMO) dari awalnya 300.000 ton menjadi 450.000 ton yang disebut Manumpak sudah di atas kebutuhan nasional. Secara singkat, DMO adalah aturan mengenai alokasi jumlah produksi minyak goreng untuk kebutuhan dalam negeri.

Manumpak menjelaskan efektivitas penyaluran adalah yang saat ini dikejar Apical Group dan PT RNI agar harga MinyaKita tidak melonjak. “Distribusi minyak goreng yang terlalu panjang tidak efisien, harganya akan melonjak naik jika terlalu lama di tangan distributor, tentunya warga akan kesulitan mengakses produk ini,” papar Manumpak.

Agar distribusi minyak curah tidak terlalu panjang, diluncurkan program Sistem Informasi Minyak Goreng Curah Rakyat (Simirah V2) dari Kementerian Perindustrian. Program tersebut berupa aplikasi untuk memantau flow distribusi minyak curah, termasuk MinyaKita.

MinyaKita hadir dalam GPM dengan tujuan memudahkan masyarakat mengakses minyak goreng murah. Manumpak menyebut sebelum di Serengan, Solo, Apical Group bersama PT RNI sudah turun ke masyarakat di Jogja dan Jakarta agar mudah mengakses MinyaKita dengan HET yang ditetapkan pemerintah.

Saat ini MinyaKita juga sedang fokus dalam fortifikasi vitamin A dalam produk mereka sebagai program pengentasan stunting. Manumpak bersyukur dengan relaksasi SNI yang diterapkan pemerintah sampai akhir 2023.

“Kami sedang fokus fortifikasi vitamin A agar mendapatkan SNI dan bisa lebih mudah beredar di masyarakat. Bersyukur ada relaksasi SNI ini sampai akhir tahun karena bisa memaksimalkan fortifikasi yang kami lakukan,” tambah dia.

Namun ada sejumlah tantangan fortifikasi vitamin A, salah satunya adalah impor vitamin A yang terbatas. Manumpak mengatakan Indonesia saat ini masih mengimpor vitamin A dari dua produsen besar di Jerman yaitu BASF dan Roche.

Sekretaris Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan Kota Solo, Eko Nugroho Isbandijarso, mengatakan program GPM dilakukan untuk membantu memenuhi kebutuhan pokok masyarakat. Selain PT RNI bersama Apical Group, pihaknya juga menggandeng Perum Bulog untuk menyalurkan beras terjangkau.

“Masih akan berlanjut, Perum Bulog sebagai penyalur beras, gula, dan tepung terigu, kemudian PT RNI menyalurkan MinyaKita. Program SPHP ini dilaksanakan 1 tahun untuk 54 kelurahan,” papar Eko saat ditemui Solopos.com.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya