Solopos.com, SOLO – Dalam 10 tahun terakhir, Upah Minimum Kota (UMK) Solo hanya naik Rp1,2 juta dari Rp915.900 pada 2013 menjadi Rp2.174.169 pada 2023.
Ketua Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI) ’92, Endang Setiowati, menolak penggunaan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 51/2023 sebagai pedoman kenaikan besaran upah minimum provinsi (UMP) ataupun upah minimum kota/kabupaten (UMK) 2024. Endang menyebut pihaknya menolak semua aturan turunan dari Undang-Undang No. 11/2020 tentang Cipta Kerja (Undang-Undang Ciptaker).
Promosi Kinerja Positif, Telkom Raup Pendapatan Konsolidasi Rp149,2 Triliun pada 2023
Menurut Endang, rumusan penghitungan upah dengan aturan tersebut sebenarnya jauh dari kata layak. Selain itu, ia menyebut, aturan ini tidak relevan untuk dijadikan acuan pemberian upah untuk pekerja.
Endang menyebut standar kenaikan upah buruh pada 2024 paling tidak 15% hingga 20%. Ketika upah buruh naik 15%, maka paling tidak nilainya sebesar Rp2,5 juta. Kenaikan UMK Solo dari 15% hingga 20% pada 2024 sangat diharapkan para buruh mengingat kenaikan UMK Kota Solo dalam 10 tahun hanya mencapai Rp1,2 juta.
Berikut adalah informasi mengenai UMK Solo dalam 10 tahun terakhir.
UMK | |
UMK Solo 2013 | Rp915.900 |
UMK Solo 2014 | Rp1.145.000 |
UMK Solo 2015 | Rp1.222.400 |
UMK Solo 2016 | Rp1.418.000 |
UMK Solo 2017 | Rp1.534.985 |
UMK Solo 2018 | Rp1.668.700 |
UMK Solo 2019 | Rp1.802.700 |
UMK Solo 2020 | Rp1.956.200 |
UMK Solo 2021 | Rp2.013.810 |
UMK Solo 2022 | Rp2.035.720 |
UMK Solo 2023 | Rp2.174.169 |
Selama sepuluh tahun dari 2013 hingga 2023, naik Rp1.258.269.
Sumber : BPS Jateng, jateng.bps.go.id.