SOLOPOS.COM - Ilustrasi anak muda investasi saham. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO — Selain menambah lima Galeri Investasi (GI) di Solo, Bursa Efek Indonesia (BEI) Kantor Perwakilan Jawa Tengah dua juga menambah dua GI di Ngawi, Jawa Timur.

Kedua GI di Ngawi tersebut masing-masing ada di Universitas Soerjo dan IAI Ngawi. Sedangkan lima tambahan GI di Soloraya di antaranya adalah di Sekolah Vokasi Universitas Sebelas Maret (UNS), Universitas Aisyiyah Surakarta, UNS Fintech Center, Staimas Wonogiri dan SMK Negeri Jatipuro.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Saat peresmian GI di Ngawi, Kamis (12/10/2023), Bupati Ngawi, H. Ony Anwar Harsono, yang diwakili oleh Staf Ahli Kemasyarakatan SDM dan Keuangan, Bonadi, menyambut baik atas keberadaan GI tersebut. “Kami sangat senang atas kehadiran Bursa Efek Indonesia di Ngawi. Kami juga apresiasi dua kampus yang gercep membuka Galeri Investasi di Ngawi. Ini sangat baik, karena akses informasi khususnya investasi bagi masyarakat Ngawi akan semakin terbuka,” jelasnya dalam rilis, Selasa (17/10/2023).

Bonadi menyampaikan jika selama ini banyak informasi yang beredar mengenai investasi bodong yang dikeluhkan masyarakat yang menjadi korban.

“Banyak sekali investasi bodong, koperasi-koperasi yang ilegal dan pengaruh para crazy rich yang muncul di media sosial itu dengan mudah memengaruhi untuk membeli produk tertentu biar bisa cepat kaya. Padahal tidak semudah itu,” tambahnya.
Kepala OJK Kediri, Bambang Supriyanto, mengatakan GI yang muncul di kampus-kampus sangat efektif untuk meningkatkan literasi. Sebab melalui GI tersebut, masyarakat atau mahasiswa bukan hanya mendapatkan teori, namun bisa langsung praktik.

“Ini sangat efektif untuk literasi dan membentengi sejak dini terkena investasi ilegal,” jelas dia.

Sedangkan di Solo, peresmian lima GI dilakukan di Kantor OJK Solo pada Jumat (13/10/2023). Kelima galeri tersebut di antaranya Sekolah Vokasi UNS dengan mitra PT Philip Sekuritas Indonesia, Fintech UNS dengan mitra Mandiri Sekuritas, SMK Negeri Jatipuro, Staimas Wonogiri dan Universitas Aisyah Surakarta dengan mitra Phintraco Sekuritas.

Kepala OJK Solo, Eko Yunianto, didampingi Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan Bursa Efek Indonesia, Kristian Sihar Simanullang, dan perwakilan perusahaan sekuritas hadir dalam kegiatan peresmian tersebut.

“Indeks literasi dan inklusi keuangan pada sektor Pasar Modal masih rendah dibandingkan dengan sektor jasa keuangan lainnya yaitu 4,11% untuk literasi keuangan dan 5,19% untuk inklusi keuangan. Oleh karena itu, OJK mengimbau dan mengajak seluruh stakeholder OJK untuk bersama-sama meningkatkan kerja sama dan koordinasi untuk mendukung capaian target inklusi keuangan 2024,” kata Eko dalam sambutannya.

Dia berharap melalui peresmian GI dan kegiatan seminar Pasar Modal di hari itu dapat meningkatkan literasi dan inklusi keuangan masyarakat terhadap perkembangan dunia investasi pasar modal. Serta dapat mendorong Industri Pasar Modal yang lebih kuat dan lebih baik lagi khususnya di wilayah Soloraya.

Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan PT Bursa Efek Indonesia, Kristian S. Manullang, pun berharap pendirian Galeri Investasi di Soloraya bisa meningkatkan literasi keuangan khususnya pasar modal kepada generasi milenial dan Generasi Z.

Sementara itu Kepala Kantor Bursa Efek Indonesia Jawa Tengah 2, Muhammad Wira Adibrata, menyampaikan masih adanya gap 35% antara literasi dan inklusi keuangan saat ini. Dia menggambarkan, ketika ada 100 investor baru, sekitar 65 orang di antaranya sudah paham, sementara 35 orang lainnya belum paham dan cenderung berinvestasi karena ikut-ikutan teman.

“Ketika investasi berdasarkan ikut-ikutan, hasilnya tentu tidak akan maksimal. Karena karakter masing-masing investor memiliki profil risiko yang beda, target investasinya pun beda, ada yang untuk jangka panjang ada pula yang untuk jangka pendek,” jelas dia.

Lebih lanjut dia mengatakan berdasarkan wilayah kerja BEI Jateng 2, saat ini jumlah Galeri Investasi menjadi 35 Galeri investasi. Penyebaran GI itu, 30 di antaranya ada di Soloraya. Jumlah itu terdiri dari 23 GI yang ada di perguruan tinggi, 2 di instansi pemerintah, 4 di SMA/SMK dan 1 di komunitas UMKM. Sementara 5 GI lainnya ada di luar Soloraya, yakni 2 di wilayah Ngawi, 1 di Bojonegoro, dan 2 di Ponorogo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya