SOLOPOS.COM - Acara Awarding Ceremony & Diseminasi Pengumuman Pemenang dan Presentasi Karya Ilmiah Terbaik, Selasa (11/10/2022). (Solopos/Bayu Jatmiko Adi)

Solopos.com, SOLO — Indonesia disebut memiliki potensi besar dalam pengembangan keuangan syariah. Dari catatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sektor keuangan syariah di Indonesia terus menunjukkan tren yang sangat sehat.

Deputi Komisioner OJK Institute dan Keuangan Digital, Imansyah, mengatakan kondisi tersebut terjadi, bahkan di tengah kondisi pelemahan ekonomi global akibat pandemi Covid-19 dan beberapa dinamika geopolitik yang ada.

Promosi Telkom dan Scala Jepang Dorong Inovasi Pertanian demi Keberlanjutan Pangan

“Aset keuangan syariah Indonesia dari laporan perkembangan keuangan syariah Indonesia 2021 yang diterbitkan OJK, industri ini masih tumbuh 13,82% secara tahunan. Dibandingkan tahun yang lalu,” kata dia dalam sambutannya di acara Awarding Ceremony & Diseminasi Pengumuman Pemenang dan Presentasi Karya Ilmiah Terbaik, Selasa (11/10/2022).

Menurutnya posisi Indonesia di tingkat internasional dalam hal perkembangan ekonomi syariah juga baik. “Kalau kita lihat, Indonesia juga masuk peringkat 4 dalam Global Islamic Indicated [Global Islamic Economy Indicator Score (GIEI) 2021/2022],” kata dia.

Hal itu memberikan gambaran komprehensif mengenai potensi Indonesia yang memiliki kapasitas untuk menangkap peluang keuangan syariah global. Menurutnya hal itu akan menjadi modal Indonesia untuk penerapan sustainable finance di industri jasa keuangan syariah.

Baca Juga:Dalam 3 Bulan OJK Tutup 244 Iklan Jasa Keuangan Langgar Aturan

Di sisi lain, dia menyampaikan saat ini OJK juga telah menyiapkan peta jalan untuk mendukung akselerasi ekonomi hijau. Salah satunya dengan peluncuran taksonomi hijau, yang merupakan pedoman penyesuaian kebijakan.

“Ini merupakan pijakan awal dari proses perjalanan Indonesia dalam menuju penerapan ekonomi hijau yang lebih komprehensif dan lebih holistik ke depan,” kata dia.

Sebelumnya pada kesempatan yang sama, mahasiswa Program Studi Doktor Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Gadjhah Mada (UGM), Rizqi Umar Al Ashfi terpilih menjadi juara 1 Karisma OJK Institute 2022.

Dalam karya ilmiahnya, dia menyebut, investor yang peduli terhadap keberlanjutan perlu mempertimbangkan aspek kepatuhan syariah.

Rizqi menjadi satu dari tiga besar peserta yang memperebutkan juara 1, 2, dan 3 dalam ajang tersebut. Namun setelah mempresentasikan dan mendapatkan penilaian dari para juri, dengan karya ilmiahnya berjudul Apakah Integrasi Prinsip Kepatuhan Syariah dan Aspek Keberlanjutan Memitigasi Risiko Kejatuhan Harga Saham? Pembuktian di Pasar Negara-negara Berkembang Asia, dia berhasil terpilih meraih juara pertama.

Baca Juga: Selamat, Peserta dari UGM Menangkan Karisma OJKI 2022

Pada paparannya dia mengatakan ada beberapa temuan menarik dari kajiannya. Menurutnya, semakin tinggi kinerja keberlanjutan pada perusahaan-perusahaan yang terindeks syariah, tidak akan berpengaruh terhadap risiko kejatuhan harga saham. Justru untuk perusahaan non islami, pengaruhnya positif dan signifikan.

Kemudian tidak semua aspek ESG (Environment, Social, Governance) berpengaruh positif, hanya aspek tata kelola saja yang tidak berpengaruh positif terhadap kejatuhan harga saham.

Itulah kenapa tata kelola menjadi aspek yang penting, tidak hanya aspek kepedulian terhadap lingkungan dan kepedulian terhadap sosial. Untuk itu dia menilai investor yang peduli terhadap keberlanjutan perlu mempertimbangkan syariah screening dalam membentuk portofolio.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya