SOLOPOS.COM - Ilustrasi kredit perbankan. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Solo menilai industri jasa keuangan (IJK) di Soloraya tetap stabil pada awal 2024. Hal ini salah satunya tercermin dari aset perbankan yang naik sebesar 4,44% menjadi Rp116,54%.

Kepala Kantor OJK Solo, Eko Yunianto, menguraikan masing-masing sektor industri keuangan mengalami pertumbuhan dengan likuiditas dan permodalan yang memadai serta profil risiko yang terjaga. Lebih lanjut Eko menyebut stabilitas sektor perbankan tetap terjaga dan tumbuh secara year on year (yoy).

Promosi Telkom dan Scala Jepang Dorong Inovasi Pertanian demi Keberlanjutan Pangan

“Aset perbankan naik sebesar 4,44% menjadi Rp116,54 triliun dari sebelumnya Rp111,59 triliun,” terang Eko dalam siaran pers yang diterima Solopos.com, Sabtu (16/3/2024).

Sektor pembiayaan atau kredit perbankan juga tumbuh sebesar 4,66% yang mengalami peningkatan sebesar Rp4,74 triliun. Di sisi dana pihak ketiga (DPK) tercatat mengalami kenaikan sebesar 5,01% menjadi Rp94,22%.

Eko menguraikan likuditas perbankan di Soloraya pada Januari 2024 masih terjaga demgan loan to deposit (LDR) pada angka 112,79%. Rasio non perfoming loan (NPL) atau kredit macet tercatat sebesar 9,26% dengan nominal sebesar Rp9,84 triliun.

Dia menyebut sektor penyumbang kredit macet terbesar pada periode ini adalah industri pengolahan dengan nominal sebesar Rp6,6 triliun dan industri perdagangan eceran sebesar Rp1,53 triliun.

Dari sisi perkembangan pasar modal, Eko menjelaskan jumlah investor pasar modal di Soloraya mengalami peningkatan secara year to date (ytd) sebesar 5.345 single investor identification (SID). Angka tersebut naik 1,27% dibandingkan Desember 2023 dari 422.824 SID menjadi 427.416 SID. Pertumbuhan jumlah investor juga terjadi secara yoy atau secara tahunan dari 366.222 SID pada Januari 2023 menjadi 427.416 SID pada Januari 2024.

Walaupun dari sisi jumlah investor mengalami peningkatan, pihaknya mencatat terdapat penurunan nilai transaksi saham di wilayah Soloraya pada Januari 2024. Penurunan transaksi saham tercatat Rp395,06 miliar atau -15,18% dari Rp2,60 triliun pada Desember 2023 menjadi Rp2,21 trilun.

“Namun demikian, secara yoy nilai transaksi saham mengalami peningkatan sebesar Rp422,27 miliar sebanyak 23,64% jika dibandingkan dengan Januari 2023 sebesar Rp1,79 triliun,” tambah Eko.

Lebih lanjut Eko menjelaskan perkembangan di sektor industri keuangan nonbank (IKNB). Data posisi triwulan II 2023, total klaim atau manfaat asuransi di wilayah Soloraya mengalami penurunan secara yoy sebesar Rp90,39 miliar (-8,98%), dari Rp1,006 triliun menjadi Rp915,89 miliar.

Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh penurunan klaim asuransi jiwa sebesar Rp92,47 miliar (-10,74%), dari Rp860,93 miliar menjadi Rp768,46 miliar. Penurunan juga terjadi pada total premi atau kontribusi asuransi di wilayah Soloraya mengalami penurunan sebesar Rp127,39 miliar (-11,83%) secara yoy, dari Rp1,076 triliun menjadi Rp949,57 miliar.

Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh premi asuransi jiwa yang menurun sebesar Rp88,45 miliar (-12,19%), dari Rp725,77 miliar menjadi Rp637,32 miliar. Pada posisi Desember 2023, di sektor perusahaan pembiayaan juga mengalami peningkatan piutang pembiayaan secara yoy sebesar Rp378,35 miliar (8,69%), dari Rp4,35 triliun menjadi Rp4,73 triliun.

Sementara itu, non performing financing (NPF) perusahaan pembiayaan tercatat sebesar 4,91% naik dari 2,98%. Saat tercatat ada 78 perbankan dan 15 perusahaan industri keuangan nonbank yang berkantor pusat di wilayah kerja OJK Solo.

Dalam kesempatan yang sama, Eko mengaku telah melaksanakan kegiatan edukasi dan literasi serta pelatihan dengan total 283 peserta pada Januari 2024. Peserta datang dari pegawai industri jasa keuangan (IJK), pelajar, dan mahasiswa.

OJK Solo bersama satuan tugas pemberantasan aktivitas keuangan ilegal (Satgas PASTI) menyelenggarakan rapat koordinasi dengan OJK Jateng, kepolisian daerah Jateng, Dinas Koperasi dan UMKM Jateng.

“Melalui kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan koordinasi terhadap penanganan aktivitas keuangan illegal di wilayah Jawa Tengah,” kata Eko.

Dari sisi aspek pelindungan konsumen, OJK Solo telah menerima sembilan layanan pengaduan konsumen yang dilakukan secara online melalui aplikasi portal perlindungan konsumen (APPK) dan melalui surat resmi ke OJK Solo.

Pengaduan tersebut merupakan layanan pengaduan kredit dengan status selesai dan telah ditindaklanjuti oleh PUJK terkait. Sementara itu, OJK Solo telah menerima 65 layanan pengaduan walk in yang sebagian besar merupakan pengaduan pinjol 25 (38%) dan tindak penipuan serta pengaduan perbankan masing-masing sebesar 13 (20%). Adapun layanan permintaan sistem layanan informasi keuangan (SLIK) pada periode Januari 2024 sebanyak 704 layanan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya