SOLOPOS.COM - Salah satu stand batik dan UMKM yang ada di Event BNI Solo Batik Music Festival (SBMF) 2023 hari kedua di Pamedan Pura Mangkunegaran, Minggu (1/10/2023). (Solopos.com/Gigih Windar Pratama).

Solopos.com, SOLO — Pelaku usaha batik mengaku masih optimistis dengan pasar batik saat ini. Segmen yang semakin luas dan desain yang terus mengikuti zaman menjadikan batik tetap bisa diterima konsumen.

Hal tersebut disampaikan beberapa pelaku batik dalam pameran batik di acara BNI Solo Batik Music Festival (SBMF) 2023 di Pura Mangkunegaran, Solo, Sabtu (30/9/2023) lalu.

Promosi Sistem E-Katalog Terbaru LKPP Meluncur, Bisa Lacak Pengiriman dan Pembayaran

Optimisme itu diungkapkan salah satunya oleh Chief & Accounting Rumah Batik Temanggung, Lely Fathatul R. Menurutnya saat ini segmen batik sudah semakin luas. Bukan hanya sebagai pakaian kalangan orang tua, anak muda pun sudah banyak yang tertarik menggunakan batik. Meskipun biasanya batik yang diminati kalangan anak muda adalah batik dengan motif kontemporer.

“Sekarang motif sudah bisa dikreasikan, yang penting dengan metode batik. Sudah banyak motif-motif kontemporer yang bisa dipakai anak-anak muda,” katanya kepada Solopos.com.

Pendekatan itu pula yang dilakukan Rumah Batik Temanggung untuk mendekatkan diri ke pasar. Terlebih saat ini batik dari Rumah Batik Temanggung dikelola oleh anak-anak muda. Meskipun juga melibatkan mitra dari kalangan ibu-ibu rumah tangga dalam produksinya.

“Kalau timnya ini anak-anak muda, paling tua 25 tahun. Kalau mitra kami juga banyak dari ibu-ibu rumah tangga. Seperti pemberdayaan masyarakat,” jelas dia.

Meski baru berdiri 2019 lalu, dirinya optimistis ke depan batik akan selalu diminati. Hanya, jika bisa tren penjualan menurutnya saat ini masih naik turun. Optimisme juga disampaikan keluarga pemilik Kainkubiru, asal Sukoharjo, Retna Ayu.

“Secara pasar, masih potensial. Justru menurut saya semakin meningkat dan semakin mengikuti zaman,” kata dia.

Kainkubiru memiliki produk unggulan shibori, yakni kain dengan motif jumputan. Pada stan di pameran itu, Kainkubiru juga menampilkan beberapa motif batik tulis. Namun menurutnya produksi kain batik tulis itu hanya menyesuaikan pesanan.

Menurutnya pada awalnya shibori dimunculkan untuk menyasar segmen anak muda. Meskipun belakangan juga banyak kalangan ibu-ibu yang menyukainya. Dalam penggunaannya, kain motif tersebut juga digunakan untuk kebutuhan busana kekinian, seperti outer.

Di stan lain, yakni stan Batik Karlina dari Solo yang menyuguhkan batik kelas menengah ke atas juga memiliki segmen peminat tersendiri. Batik Karlina menawarkan produk batik tulis maupun cap.

Menurut salah satu karyawannya, Tiyas, saat ini peminat batik juga sudah banyak dari kalangan anak muda. Meskipun yang banyak dicari dari kalangan tersebut adalah motif atau model yang unik dan kontemporer.

Peminat batik sejauh ini juga masih banyak. Hal itu terbukti ketika Batik Karlina hadir di sejumlah pameran, selalu ada pembelian. Permintaan juga masih terus datang dari pelanggan-pelanggan setia baik melalui online maupun secara offline.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya