Bisnis
Minggu, 17 Desember 2023 - 20:05 WIB

Sangat Volatil, Modal Asing Masuk ke Indonesia Rp60,67 Triliun

Newswire  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Foto ilustrasi penukaran mata uang asing. (Dok/JIBI/Bisnis).

Solopos.com, JAKARTAMenteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan terdapat modal asing masuk bersih sebesar Rp60,67 triliun ke pasar keuangan domestik sejak Januari hingga 12 Desember 2023 (year-to-date/ytd)

“Arus modal ini sangat volatil, tergantung kadang-kadang ditentukan oleh sentimen terhadap arah perkembangan kebijakan moneter di Amerika Serikat,” ujar Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN KITA Edisi Desember 2023 di Jakarta, Jumat (15/12/2023).

Advertisement

Ia menyebutkan, arus modal asing tersebut didorong investasi masuk di pasar surat berharga negara (SBN) sebesar Rp76,33 triliun (ytd), sedangkan di pasar saham terjadi arus modal asing keluar senilai Rp15,66 triliun (ytd).

Dengan demikian, pasar SBN domestik berada pada tren positif dan stabil di tengah kondisi pasar keuangan global yang masih cenderung volatil, sehingga imbal hasil (yield) SBN tenor 10 tahun pun membaik menjadi 6,74 persen pada 13 Desember 2023 dari 7,22 persen pada 24 Oktober 2023, yang sejalan dengan penurunan imbal hasil obligasi Amerika Serikat (AS) tenor 10 tahun.

Advertisement

Dengan demikian, pasar SBN domestik berada pada tren positif dan stabil di tengah kondisi pasar keuangan global yang masih cenderung volatil, sehingga imbal hasil (yield) SBN tenor 10 tahun pun membaik menjadi 6,74 persen pada 13 Desember 2023 dari 7,22 persen pada 24 Oktober 2023, yang sejalan dengan penurunan imbal hasil obligasi Amerika Serikat (AS) tenor 10 tahun.

Selain itu, imbal hasil obligasi global Indonesia tenor 10 tahun juga tercatat berada di level yang rendah, yakni sebesar 4,94 persen.

Dari sisi nilai tukar, Bendahara Negara tersebut pun menilai rupiah masih terus terjaga dengan apresiasi sebesar 0,64 persen (ytd). Indeks dolar AS juga masih konsisten menguat sejak awal tahun.

Advertisement

Negara-negara dimaksud antara lain peso Filipina yang terdepresiasi 0,62 persen (ytd), baht Thailand 3,42 persen (ytd), yuan China 4,02 persen (ytd), ringgit Malaysia 10,95 persen, hingga yen Jepang 10,95 persen (ytd).

“Meski dunia dan negara maju mengadopsi kebijakan higher for longer, imbal hasil SBN kita, baik rupiah maupun yang global masih relatif stabil dan tidak terdorong ikut naik sesuai dengan SBN di AS,” katanya.

Di sisi lain Sri Mulyani juga menyampaikan, penerimaan pajak per 12 Desember 2023 telah melewati target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang sebesar Rp1.718 triliun, yakni mencapai Rp1.739,84 triliun atau 101,3 persen dari APBN.

Advertisement

Dikutip Antaranews.com, realisasi penerimaan pajak yang tumbuh 7,3 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy) tersebut terutama didukung oleh kinerja ekonomi yang baik.

“Seluruh kelompok pajak tumbuh positif kecuali pajak penghasilan (PPh) migas yang mengalami kontraksi akibat moderasi harga minyak bumi dan gas alam,” ujar Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN KITA Edisi Desember 2023 di Jakarta, Jumat.

Meski telah mencapai target APBN, Menkeu menuturkan realisasi tersebut masih merupakan 95,7 persen dari target revisi yang tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 75 Tahun 2022, yakni sebesar Rp1.818,2 triliun.

Advertisement

Untuk itu, dirinya berharap dalam waktu dua minggu ke depan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) bisa mencapai target terbaru itu.

Sri Mulyani memerinci, kelompok pajak yang mencatatkan pertumbuhan positif yakni PPh non migas sebesar 6,72 persen (yoy) menjadi Rp951,83 triliun atau 108,95 persen dari target, serta pajak pertambahan nilai (PPN) dan pajak penjualan barang mewah (PPnBM) sebesar 8,78 persen (yoy) menjadi Rp683,32 triliun atau 91,97 persen dari target.

Pertumbuhan positif turut dialami oleh kelompok pajak bumi dan bangunan (PBB) serta pajak lainnya sebesar 38,99 persen (yoy) menjadi Rp40,34 triliun atau setara dengan 100,82 persen. Sementara untuk kelompok PPh migas tercatat mengalami
kontraksi sebesar 11,85 persen (yoy) menjadi Rp64,36 triliun.

“Namun realisasi kelompok PPh migas ini telah menembus target, yakni 104,75 persen,” tuturnya.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif