SOLOPOS.COM - Ilustrasi inflasi. (Freepik).

Solopos.com, SOLO –Momen Ramadan dan Lebaran mengerek angka inflasi di Kota Solo pada April. Laju inflasi di Kota Bengawan naik dari 0,24 persen pada Maret menjadi 0,27 persen pada April.

Badan Pusat Stastistik (BPS) Solo mencatat angka inflasi di Solo lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya.

Promosi Jaga Jaringan, Telkom Punya Squad Khusus dan Tools Jenius

Dari 6 kota di Jawa Tengah yang dihitung angka inflasinya, semua kota mengalami inflasi, termasuk Kota Solo. Meski naik, namun angka inflasi di Kota Solo lebih rendah dibanding kota lain di Jawa Tengah.

Angka inflasi di Kota Solo menyamai Semarang dan Purwokerto, yakini 0,27 persen. Kemudian, daerah lain seperti Cilacap sebesar 0,28 persen, Tegal sebesar 0,33 persen. Daerah yang angka inflasinya tertinggi, yakni Kudus sebesar 0,34 persen.

Kenaikan inflasi daerah saat momen Ramadan dan Lebaran dipengaruhi tingkat konsumsi masyarakat dan pergerakan pemudik yang berduyun-duyun menuju kampung halaman.

Gelombang pemudik yang hendak pulang ke kampung halaman saat Lebaran 1444 H lebih besar dibanding tahun-tahun sebelumnya.

“Tingkat konsumsi masyarakat meningkat menjelang Lebaran. Mereka membeli kebutuhan Lebaran seperti pakaian dan komoditas pangan sehari-hari,” kata Kepala Seksi Statistik Sosial BPS Solo, Ernita Septiana, Selasa (2/5/2023).

Hal ini tercermin dari kelompok penyumbang inflasi pada April. Kelompok makanan dan minuman, serta tembakau menjadi penyumbang terbesar inflasi di Solo.

Komoditas penyumbang inflasi antara lain, daging ayam dengan andil sebesar 0,05 persen, beras dengan andil inflasi sebesar 0,03 persen. Kemudian, pisang dengan andil inflasi 0,02 persen.

Selain itu, sewa rumah juga berandil besar sebagai penyumbang inflasi saat periode April. Sewa rumah berandil menyumbang inflasi sebesar 0,08 persen.

“Ada pula kelompok pakaian dan alas kaki. Komoditas penyumbang inflasi seperti sepatu wanita, celana pria, celana panjang katun wanita, dan sepatu anak. Saat momen Lebaran, banyak masyarakat yang berbelanja pakaian jadi di pusat perbelanjaan maupun e-commerce,” ujar dia.

Sebelumnya, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Solo, Nugroho Joko Prastowo tak memungkiri pemudik berperan besar dalam pertumbuhan ekonomi di Soloraya.

Mereka membawa uang dari daerah perantauan yang dibelanjakan di kampung halaman. Imbasnya, perputaran uang saat periode Ramadan dan Lebaran meningkat.

Namun demikian, Joko, sapaan akrabnya, inflasi saat periode Lebaran bisa dikendalikan dengan menjaga supai pasokan komoditas pangan dan operasi pasar yang digelar secara rutin.

“Dari sisi suplai pasokan komoditas pangan lebih siap karena lebih waspada sejak awal. Inflasi periode Lebaran pasti naik karena tingginya permintaan komoditas panga. Namun laju inflasi tidak terlalu tinggi,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya